Kamis, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 21 Januari 2010 13:44 wib
3.330 views
Densus Dan Polri Pertanyakan Travel Warning Australia
JAKARTA (SuaraMedia News) - Meski Densus 88 Mabes Polri sudah membekuk para gembong teroris yang terlibat dalam serangkaian pengeboman, Australia tetap mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk tidak ke Indonesia.
Sikap Pemerintah Australia itu mengundang pertanyaan, khususnya dari kepolisian. “Kami pertanyakan atas dasar apa,” ungkap Kadensus 88 Brigjen Tito Karnavian kepada wartawan di Mabes Polri, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (21/1/2010).
Tito menambahkan selama ini kondisi keamanan Indonesia masih kondusif. Untuk itu, pihaknya akan mempertanyakan hal ini ke Dubes Australia.
“Selama ini masih kondusif. Hari ini akan kami pertanyakan (ke Dubes) itu,” tandas Tito.
Sebelumnya Departemen Luar Negeri Australia mengeluarkan travel warning dengan alasan potensi ancaman bagi warganya di Indonesia masih ada.
“Teroris sebelumnya sudah melakukan atau merencanakan serangan ke tempat-tempat di mana banyak didatangi orang Barat, seperti klub malam, bar, restoran, hotel, dan bandara,” demikian dingkapkan Deplu Australia.
Tiga warga Australia menjadi korban tewas dalam serangan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Jakarta, Juli tahun lalu. Sementara pada tragedi Bom Bali 2002, Australia kehilangan 88 warganya.
Sementara itu Mabes Polri menggencarkan perburuan gembong teroris pascatragedi Bom Kuningan tahun lalu. Perburuan itu membuahkan hasil. Pada September 2009, Densus 88 menggerebek sebuah rumah di Jebres, Solo, Jawa Tengah. Selain Noordin, serangan Densus juga menewaskan tiga terduga teroris lainnya.
Sebulan kemudian giliran Syaifudin Zuhri dilumpuhkan di Ciputat, Tangerang, Banten. Serangan Densus juga menewaskan saudaranya M Syahrir.
Disusul akhir Desember, Densus 88 berhasil menangkap mertua Noordin, Bahrudin Latif di Garut, Jawa Barat. Bahrudin dituding bertanggung jawab dalam membantu Noordin saat pelarian.
Sementara itu, Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri mempertanyakan pengeluaran peringatan perjalanan oleh pemerintah Australia kepada warga negaranya yang akan bepergian ke Indonesia. Menurut pantauan Densus 88, kondisi Indonesia sejauh ini masih aman.
Demikian disampaikan oleh Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri, Brigjen (Pol) Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 21 Januari 2010. "Kita pertanyakan dasarnya apa," kata Tito.
Tito mengatakan Tim Densus 88 telah melakukan pemantauan di sejumlah daerah, terutama daerah wisata. Hasilnya, kata dia, selama ini di sejumlah daerah wisata di Indonesia terutama di Bali masih kondusif dan aman. "Selama ini masih kondusif. Hari kita pertanyakan (ke Kedubes Australia) itu," kata dia.
Sebelumnya, pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negeri mengeluarkan travel warning kepada warganya yang hendak bepergian ke Indonesia. Pemerintah Australia mensinyalir ada kemungkinan serangan teroris di Indonesia, terutama Bali yang banyak dikunjungi turis. Dari berbagai sumber: www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!