Rabu, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Januari 2010 14:44 wib
1.785 views
Miliband Bantah Isu "Cerai" Dengan China Akibat Iran
LONDON (SuaraMedia News) – Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband, pada hari Selasa waktu setempat membantah adanya perpecahan dengan China mengenai isu Iran. Ia mengisyaratkan bahwa Inggris mendukung penjatuhan sanksi keuangan yang lebih kuat terhadap Iran yang tetap bersikeras dengan program nuklirnya.
Inggris dan lima negara kuat lainnya membahas mengenai prospek penjatuhan sanksi terhadap Iran di New York pada hari Sabtu lalu, namun China hanya mengirimkan seorang diplomat kelas menengah untuk menghadiri pertemuan tersebut dan menegaskan bahwa pihaknya menentang penjatuhan sanksi lebih lanjut untuk saat ini.
Kepada para anggota parlemen, Miliband mengatakan bahwa berbicara secara terbuka mengenai sanksi tersebut bukanlah sebuah hal yang bijak.
Misalnya, kata Miliband, “Ketika ada satu pihak yang mempertimbangkan penjatuhan sanksi keuangan, tidak masuk akal untuk memberikan pemberitahuan selama enam, delapan, sepuluh minggu kepada sebagian kalangan yang mungkin dilibatkan dalam penjatuhan sanksi finansial tersebut.”
Inggris yakin bahwa sanksi finansial akan berperan penting dalam memberikan tekanan yang dibutuhkan terhadap rezim tersebut tanpa harus mempengaruhi rakyat Iran,” katanya.
Dewan Keamanan PBB telah menjatuhkan sanksi keuangan kepada Iran, sanksi tersebut merupakan bagian dari tiga sanksi yang diberikan.
Bulan Juni lalu, Inggris mengatakan bahwa pihaknya telah membekukan aset-aset Iran senilai satu miliar poundsterling ($1,64 miliar) sebagai bagian dari sanksi PBB atau Uni Eropa.
Iran selalu mengatakan bahwa program nuklirnya bertujuan untuk menghasilkan listrik sehingga negara tersebut dapat mengekspor minyak dan gas yang berharga. Namun Washington dan negara-negara Barat menuding Iran tengah berupaya mengembangkan senjata nuklir.
China mendesak kekuatan-kekuatan lain untuk memperlihatkan fleksibilitas dalam isu program nuklir Iran, negara tirai bambu tersebut menolak upaya penjatuhan sanksi.
“Iran tidak memberikan respon positif terhadap penawaran enam negara mengenai pengiriman cadangan uranium kadar rendah ke luar negeri untuk ditukarkan dengan bahan bakar reaktor medis, hal itu berarti bahwa kami harus mencari tambahan sanksi,” kata Miliband.
Miliband membantah bahwa tidak ada prospek untuk mencapai resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai masalah Iran dalam beberapa bulan mendatang. “Menurut saya, hal itu memang membutuhkan waktu, tapi hal itu tiak seharusnya dipermasalahkan.”
Miliband membantah bahwa kelima negara selain China, yang tergabung dalam kelompok E3+3, bersitegang dengan negara tirai bambu tersebut mengenai masalah nuklir Iran.
“Sama sekali tidak ada keinginan dari China untuk memisahkan diri dari kelompok E3+3, atau bahwa mereka ingin menghalangi proses yang harus dilakukan,” kata Miliband.
Ketika ditanya apakah negara-negara Timur Tengah seolah berjalan sambil tidur dalam perang melawan Iran, Miliband mengatakan bahwa dirinya yakin terhadap resolusi diplomatik.
“Kita tidak boleh berbicara mengenai penggunaan kata perang, itu kata yang sangat berbahaya untuk dipergunakan, khususnya di Timur Tengah. Saya rasa bukan waktunya untuk meyakini bahwa diplomasi tidak dapat menyelesaikan permasalahan ini,” katanya.
“Kami memegang penuh komitmen diplomatik, dan kami yakin hal itu akan berfungsi dengan baik,” katanya.
Pertemuan pada hari Sabtu tersebut digelar setelah Iran mengabaikan tenggat waktu 31 Desember 2009 yang ditetapkan oleh Presiden Barack Obama untuk merespon tawaran dari enam kekuatan ekonomi dan politik dalam bentuk insentif untuk ditukarkan dengan penghentian program pengayaan nuklir Iran. (dn/wb/nt) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!