Selasa, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 12 Januari 2010 10:41 wib
2.547 views
Turki -Libanon Hujat Terorisme Udara Israel
ANKARA (SuaraMedia News) – Perdana Menteri Turki dan Libanon sama-sama mengecam pelanggaran wilayah udara Libanon dan serangan udara di Gaza, keduanya memperingatkan bahwa hal tersebut mengancam prospek tercapainya perdamaian di kawasan Timur Tengah.
“Serangan terhadap Libanon adalah sebuah bentuk terorisme. Kami harus saling bahu membahu untuk menghalau rencana-rencana musuh. Kami harus menghentikan Israel,” kata Perdana Menteri Libanon Saad Hariri, yang datang berkunjung ke Ankara, dalama sebuah konferensi pers.
Militer Libanon mengatakan bahwa senjata-senjata anti pesawat milik Libanon menembaki empat pesawat tempur Israel yang terbang rendah dan melanggar wilayah udara negara tersebut pada hari Senin (11/01) kemarin.
Libanon menuding Israel telah melakukan pelanggaran wilayah udara negaranya setiap hari.
Erdogan mengatakan bahwa Israel telah mengabaikan dan melanggar sekitar 100 resolusi PBB, termasuk diantaranya resolusi 1701 yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB, yang mengakhiri perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah, dan merongrong kredibilitas PBB.
Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, yang negaranya sempat memiliki hubungan harmonis dengan Israel namun mengalami ketegangan tahun lalu, mengatakan bahwa Turki tidak akan tinggal diam melihat pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap wilayah udara Libanon.
Erdogan mengecam pelanggaran wilayah udara tersebut dan menyebutnya sebagai sebuah tindakan yang tidak dapat diterima dan mengancam perdamaian dunia.
“Apakah pemerintah Israel ingin berdamai? Kemarin, Gaza kembali dibom. Mengapa? Padahal tidak ada tembakan roket,” kata Erdogan.
“Mereka (Israel) memiliki kemampuan dan kekuatan yang tidak berimbang (dengan Palestina) dan mereka memanfaatkan hal itu. Mereka tidak mengindahkan resolusi PBB. Mereka mengatakan bahwa mereka akan melakukan apapun yang mereka suka. Kami tidak akan menyetujui sikap semacam itu,” katanya.
Hubungan Israel dengan Turki, yang merupakan sekutu regional, dirusak oleh serangan besar-besaran Israel terhadap Jalur Gaza pada tahun lalu, yang membuat pemerintahan Erdogan mengeluarkan kritikan terhadap Israel.
Pada bulan Oktober lalu, Turki mendepak Israel dari latihan militer gabungan dan mengatakan bahwa hubungan bilateral keduanya akan terus memburuk kecuali Israel segera mengakhiri tragedi kemanusiaan di Gaza dan melanjutkan pembicaraan damai dengan Palestina.
Pada hari Senin, Erdogan juga kembali mengkritik negara-negara pro-Israel karena menekan Iran sehubungan dengan aktivitas nuklir negara tersebut, namun di lain pihak mendiamkan Israel, membuat negeri Zionis tersebut menjadi satu-satunya kekuatan nuklir Timur Tengah yang tidak pernah mengakui kepemilikan nuklirnya.
“Kami menentang pengembangan senjata nuklir yang dilakukan oleh negara manapun di kawasan Timur Tengah,” kata Erdogan.
“Israel memiliki senjata nuklir. Pihak-pihak yang memperingatkan Iran juga harus memperingatkan Israel,” tambah Erdogan.
“Jika kita tidak mampu memperlihatkan sikap yang adil di kawasan ini, maka masalah yang berlarut-larut bukan hanya akan mempengaruhi kawasan Timur Tengah, namun akan menyebar ke tempat lain. Kekacauan di Timur Tengah adalah kekacauan dunia,” katanya.
Hariri memuji peningkatan hubungan Turki dengan negara-negara Arab, ditambah dengan meningkatnya aktivitas Turki dalam upaya perdamaian Timur Tengah.
“Kami mengharapkan Turki untuk terus memainkan peranan positif untuk menghadirkan perdamaian,” kata Hariri.
Dua orang perdana menteri tersebut menjadi saksi penandatanganan kesepakatan perjalanan bebas visa antara kedua negara, ditambah dengan kesepakatan-kesepakatan lain dalam bidang kerjasama militer, pertanian dan transportasi.
Erdogan mengatakan bahwa Turki akan mengirimkan pasokan gas alam dan listrik untuk membantu Libanon memenuhi kebutuhan energi dalam negerinya. Kedua negara tersebut juga merencanakan layanan kapal feri di sepanjang pantai Mediterania yang menghubungkan kedua negara.
Hariri sedianya memungkasi kunjungan tiga harinya pada hari Selasa setelah menghadiri pertemuan bisnis dari kedua negara di Istanbul. (dn/mo/xh) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!