Selasa, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 5 Januari 2010 09:48 wib
2.198 views
Saudi : Israel Merengek Seperti Anak Manja
RIYADH (SuaraMedia News) - Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Saud al-Faisal mengatakan hari Sabtu bahwa Israel bertindak seperti "anak manja" dan menghambat pembicaraan perdamaian Timur Tengah berkat perlakuan 'lembut' pihak internasional.
"Kami tidak dapat mencapai solusi dengan perlakuan yang Israel terima," Pangeran Saud mengatakan pada jumpa pers untuk menjawab pertanyaan tentang memulai kembali pembicaraan perdamaian dengan Palestina.
"Dalam komunitas internasional Israel telah menjadi seperti anak manja," katanya setelah mengadakan pembicaraan dengan mitra Turki-nya Ahmet Davutoglu yang termasuk diskusi "cukup" mengenai masalah Israel - Palestina.
Kedua menteri luar negeri menyerukan agar Israel menghentikan semua kegiatan perluasan pemukiman untuk memungkinkan pembicaraan damai untuk bergerak maju.
"Harus ada pembekuan pemukiman di seluruh wilayah-wilayah pendudukan dan terutama di sebelah timur Yerusalem," kata Davutoglu.
Palestina dan para pendukung mereka mempertahankan bahwa Israel yang terus membangun dan memperluas pemukiman telah memblokir upaya dari awal tahun lalu untuk memulai kembali negosiasi untuk sebuah negara Palestina merdeka.
Kedua menteri, yang negara-negaranya telah memainkan peran penting dalam usaha untuk meluncurkan proses perdamaian, menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil "sikap tegas dan serius" terhadap kebijakan pemukiman Israel.
"Kebijakan ini menimbulkan keraguan pada keseriusan dalam proses perdamaian Israel," kata Pangeran Saud.
Dia juga mengatakan "standar ganda" internasional telah mengizinkan Israel untuk lolos dengan kejahatan perang, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
"Negara-negara lain yang melanggar hukum internasional dihukum," kata menteri luar negeri Saudi.
Israel telah terbukti melakukan kejahatan perang dan kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan selama serangan 22-hari Israel di Jalur Gaza tahun lalu.
Serangan, yang dimulai pada tanggal 27 Desember 2008, menyebabkan 1.400 Palestina - termasuk lebih dari 400 anak di bawah umur - dan 13 orang Israel tewas.
Diskusi Saudi - Turki mengenai masalah Palestina datang empat hari setelah Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Raja Saudi Abdullah mengadakan pembicaraan pada masalah yang sama, dan sebelum kedatangan utusan perdamaian AS untuk Timur Tengah George Mitchell ke wilayah itu.
Mitchell bisa membawa serta rancangan surat jaminan kepada Israel dan Otoritas Palestina bahwa Washington berharap pembicaraan akan bergerak lagi, seorang diplomat Arab di Kairo menyatakan pada hari Senin.
"AS berharap bahwa kedua surat itu akan berfungsi sebagai dasar untuk peluncuran kembali perundingan Israel - Palestina tapi kami tidak tahu apakah mereka akan memuaskan Palestina, yang menginginkan pembekuan kegiatan pemukiman total sebelum melanjutkan pembicaraan," kata diplomat itu.
Washington di bawah tekanan dari pendukung Palestina, termasuk daerah kunci sekutu AS Arab Saudi dan Mesir, untuk mengambil langkah lebih tegas terhadap Israel dan kebijakan pemukimannya. (iw/meo) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!