Haaretz: Lebih dari 10.000 Warga Israel Bermigrasi ke Kanada Tahun IniJum'at, 15 Nov 2024 20:21 |
|
Hanya Mendapatkan Satu Rakaat Imam di Shalat JumatJum'at, 15 Nov 2024 05:52 |
|
Hari ke-405 Genosida di Gaza: 43.736 Tewas 103.370 TerlukaKamis, 14 Nov 2024 22:04 |
|
Jum’at – Ahad: Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Jumadil Ula 1446 HKamis, 14 Nov 2024 17:15 |
|
Hukum Wanita Hadiri Shalat Jamaah di MasjidKamis, 14 Nov 2024 15:28 |
|
Susu Berton-ton Terbuang, Pemerintah Masih Abaikan Peternak LokalKamis, 14 Nov 2024 13:49 |
|
PBB Sebut 85% Permintaan Bantuan ke Gaza Utara Diblokir, Ditunda Oleh 'Israel'Rabu, 13 Nov 2024 20:41 |
|
Prancis Tingkatkan Keamanan Jelang Pertandingan Sepak Bola Lawan IsraelRabu, 13 Nov 2024 19:58 |
|
Brigade Al-Quds Rilis Video Tawanan: Operasi Israel Bahayakan Nyawa KamiRabu, 13 Nov 2024 19:48 |
Jakarta (SI ONLINE) - Sebenarnya apa sih yang menyebabkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) lambat dalam mengeluarkan fatwa tentang Syiah?. Apakah mereka tidak mau mengeluarkan fatwa, takut pada pemerintah Iran, adanya oknum yang pro Syiah di tubuh MUI atau karena faktor lain?.
Ternyata, faktor penyebab lambatnya fatwa Syiah bukan karena semua itu. Tetapi karena adanya SUSI. Waaahhhh...apakah SUSI yang dimaksud adalah Jenderal SUSI yang disebut Habib Rizieq saat orasi di Bunderan HI, 9 Maret lalu?. Ternyata juga bukan.
"SUSI itu adalah Sunni-Syi'i" kata Ketua MUI Pusat KH Ma'ruf Amin, Selasa (27/3/2012) di Kantor MUI Pusat, Jl Proklamasi 51, Menteng, Jakarta Pusat.
SUSI inilah yang disebut Kiyai Ma'ruf sebagai hal yang sangat merepotkan. "Kajian Syiah ini agak ruwet sedikit", katanya.
Karena itu Kiyai Ma'ruf meminta maaf kepada umat Islam kalau fatwa tentang Syiah hingga sekarang belum juga keluar. "Minta maaf kalau MUI agak lambat. Di MUI ada kesulitan menghadapi kelompok SUSI", tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kiyai Ma'ruf juga menyampaikan bahwa fungsi MUI sebagai lembaga penjaga dan mengurusi ummat (himmayah wa riayatil ummah) akan senantiasa menjaga akidah umat Islam dari bahaya aliran sesat, seperti Ahmadiyah.
Sementara terkait fungsi MUI sebagai wadah pemersatu umat (tauhidil ummah), MUI akan mentolerasi perbedaan yang memang bersifat berbeda (al Mukhtalafu fiihi)."Perbedaan ditolerasi, penyimpangan diamputasi", katanya.
Meski demikian MUI juga menyadari bahwa upaya penyatuan umat juga tidak mudah. "Tauhidul ummah itu susah sekali, ini satu pekerjaan supaya ada kesatuan gerakan (tauhidul harakah)", pungkasnya.
Rep: shodiq ramadhan