Kamis, 29 Jumadil Akhir 1446 H / 10 Maret 2011 14:35 wib
2.961 views
FPI Tasikmalaya Bantu Jamaah Ahmadiyah Bertaubat
TASIKMALAYA- (SI Online) Front Pembela Islam (FPI) cabang Tasikmalaya membantu enam orang jemaat Ahmadiyah menyatakan diri kembali kepada syariat Islam yang benar. Mereka kembali membacakan syahadat dengan dibimbing beberapa ustad dan ulama di Masjid An-Najiah, Kampung Tanjungmulang, Kelurahan Sukaratu, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Rabu (9/3/2011) malam.
Enam Jamaah Ahmadiyah tersebut terdiri dari 2 orang laki-laki dan dan 4 orang perempuan, Rohidin (90), Udin (55), Empu (60), Tuti (44), Asih (19), Ade Nengsih (16), mereka merupakan warga Tenjowaringin, Salawu.
Sebelum menyatakan bertaubat, mereka menemui tokoh ulama FPI setempat untuk menyatakan masuk Islam. Mereka mengaku tidak dalam tekanan dan intimidasi dari siapapun untuk memilih masuk Islam. Salah seorang jemaah Ahmadiyah yang bertaubat, Udin mengatakan keinginan bertaubat dan keluar dari ajaran Ahmadiyah, merupakan keinginan sendiri tanpa ada desakan dan permintaan dari pihak lain.
Sementara itu Ketua Tanfidjiyah DPC FPI Tasikmalaya, Acep Sofyan mengatakan keinginan tobat jemaah Ahmadiyah merupakan harapan bagi seluruh umat Islam. Sampai saat ini sudah sekitar 200 warga Ahmadiyah yang memilih menyatakan bertaubat.
Menurut dia, keinginan taubat tersebut tidak ada desakan dari pihak FPI, namun FPI Cabang Tasikmalaya terus melakukan dakwah di Kecamatan Salawu tempat disinyalirnya banyak jemaah Ahmadiyah. “Kami terus berjuang untuk membubarkan Ahmadiyah, karena Ahmadiyah bukan perbedaan agama tapi penistaan terhadap agama,” katanya.
Upaya pembinaan tersebut, kata Acep, melibatkan pengurus FPI cabang di tingkat kecamatan atau tempat tinggal mantan jemaah Ahmadiyah agar aktivitas kesehariannya tidak terganggu kembali oleh ajaran Ahmadiyah. “Selanjutnya ada pengurus DPC, selalu dibina oleh ustad FPI cabang di Salawu, kecuali di sana sudah tidak mampu menangani maka kami akan bantu,” kata Acep.
Acara pertaubatan tersebut diisi dengan tausiyah dari Wakil Sekjen FPI Pusat Ustad Awit Mashuri yang menerangkan tentang adanya pengakuan nabi pada zaman nabi dulu. Selanjutnya dilakukan tanya jawab bersama ustad dan mantan Jemaah Ahmadiyah yang diakhiri dengan doa bersama. “Kita harus tegas, karena penistaan agama tidak ada toleransi,” kata Mashuri saat berdakwah di hadapan santri dan mantan Jemaah Ahmadiyah yang memadati masjid An-Najiah.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!