Selasa, 29 Jumadil Akhir 1446 H / 8 Maret 2011 13:15 wib
3.501 views
Rencana Rahasia Amerika Mempersenjatai Pemberontak Libya
WASHINGTON (SI ONLINE) – Militer Amerika putus asa setelah mencoba menghindar dari tudingan keterlibatan militer AS di Libya dalam mendukung pemberontak lawan dari rezim Gaddafi. Belakangan para perancang keamanan nasional Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan opsi militer dari darat, laut, dan udara jika suatu saat Washington serta aliansinya memutuskan melakukan invasi di Libya.
Sebelumnya Amerika telah meminta Arab Saudi untuk dapat memasok senjata kepada pemberontak di Benghazi. Namun belakangan Kerajaan Saudi, sedang menghadapi demonstrasi dari 10 persen komunitas Syiah. Sejauh ini Kerajaan Saudi telah gagal untuk menanggapi permintaan Washington, meskipun Raja Abdullah secara pribadi membenci pemimpin Libya, yang mencoba untuk membunuhnya setahun yang lalu.
Saudi telah diberitahu bahwa penentang Gaddafi memerlukan roket anti-tank dan mortir sebagai prioritas pertama untuk menahan serangan, dan untuk menembak jatuh pesawat tempur pembom Gaddafi. Kebutuhan bisa mencapai Benghazi dalam waktu 48 jam, tapi mereka perlu dikirim ke pangkalan udara di Libya atau ke bandara Benghazi.
Laporan The New York Times itu muncul kemarin, saat pasukan Muammar Khadafi menyerbu wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak dan berhasil merebut Kota Misrata.
“Hanya dengan menggunakan pesawat pengacau, sinyal di ruang udara internasional dapat mengacaukan komunikasi Pemerintah Libya dengan unit-unit militernya,”ungkap beberapa sumber pejabat Pemerintah AS,seperti dikutip The Times.
Menurut sumber itu, berbagai persiapan untuk operasi militer sedang dilakukan.“Salah satu pengerahan pasukan militer dalam jarak serang Tripoli adalah Unit Ekspedisi Marinir ke-26,yang terdiri atas dua kapal penyerang amfibi, Kearsarge, dan Ponce,”tulis TheTimes.
Unit itu dapat mendukung angkatan udara,laut,dan darat untuk melakukan serangan secara cepat, melintasi ratusan mil, bahkan melalui dek kapal di Laut Mediteranea atau di pantai. Taktik lain dapat berupa suplai persenjataan dengan cara dijatuhkan dari udara untuk para pemberontak Libya.
“Opsi lain termasuk menyelundupkan tim-tim operasi khusus dalam jumlah kecil untuk membantu pemberontak, seperti yang dilakukan di Afghanistan untuk menjatuhkan Taliban,”tulis The Times.
Tim-tim itu dilatih khusus untuk melatih berbagai kelompok pemberontak selama semalam sehingga menjadi pejuang yang lebih efektif. Ini termasuk memberi pelatihan singkat, memberi peralatan, dan kepemimpinan. Saat ini pemerintahan Presiden AS Barack Obama juga mendapat tekanan keras untuk mempersenjatai pemberontak Libya. Washington dituduh melewatkan beberapa peluang untuk menggulingkan Khadafi. Obama menegaskan, semua opsi, termasuk aksi militer, tetap ada untuk Libya. Selain itu juga muncul pendapat dari para anggota parlemen dan mantan pejabat Paman Sam untuk menyuplai persenjataan bagi pasukan pemberontak.
“Saya anggap perlu pengiriman banyak persenjataan untuk pemberontak di Libya pada beberapa pekan ke depan,” kata Ketua Komite Senat Hubungan Luar Negeri AS John Kerry dari Partai Demokrat.
Mantan Gubernur New Mexico Bill Richardson yang juga mantan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) juga menegaskan, sudah waktunya untuk menyediakan persenjataan pada pemberontak dan memberlakukan zona larangan terbang di Libya. Mantan Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS George W Bush Stephen Hadley menyatakan, Washington harus melihat peluang pengiriman persenjataan untuk musuh-musuh Khadafi.
Sementara itu, pemberontak di Libya timur khawatir Khadafi dapat beraksi seperti serigala terluka dan menyerang ladang-ladang minyak jika Barat tidak berupaya menghentikan taktik serangan udaranya.
“Barat perlu bergerak atau pria ini akan melakukan sesuatu di ladangladang minyak. Dia seperti serigala terluka. Jika Barat tidak intervensi dengan serangan udara taktis, dia dapat membuat ladang-ladang minyak itu tidak berfungsi untuk waktu lama”, kata Mustafa Gheriani, juru bicara pemberontak di Benghazi.
Gheriani menjelaskan pada kantor berita Reuters, ada sekitar 17.000 pejuang pemberontak di Ajdabiyah dan lainnya, tapi mereka tercecer. Menghadapi berbagai tekanan untuk mundur, Khadafi kemarin menegaskan, Libya merupakan mitra penting bagi Barat untuk menghadapi al- Qaeda dan migran ilegal yang mencoba menuju Eropa. Pernyataan ini merupakan peringatan bagi Eropa yang hendak menerapkan sanksisanksi baru.
“Libya memainkan peran penting dalam perdamaian regional dan dunia.Kami mitra penting dalam melawan al- Qaeda.Ada jutaan kulit hitam yang datang ke Mediterania untuk melintas menuju Prancis dan Italia.Libya memainkan peran dalam keamanan di Mediterana”, tegas Khadafi dalam wawancara dengan televisi France 24,seperti dikutip Reuters.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!