Kamis, 7 Rajab 1446 H / 27 Januari 2011 14:15 wib
2.484 views
Mesir: Diambang Keruntuhan Rezim Mubarak
Kairo (SI ONLINE)- Sedikitnya dua orang tewas dalam unjuk rasa anti pemerintah di Mesir akibat bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan pada hari Selasa (25/1) lalu. Protes ini semakin mendekatkan nasib pemerintah Hosni Mubarak dengan penguasa Tunisia yang kabur dari negaranya.
Sebagaimana dilaporkan IRNA, Rabu (26/1/2011), dua pengunjuk rasa tewas di kota Suez dan beberapa orang lagi luka-luka akitab bentrokan dengan apara keamanan kemarin. Sejumlah kota di Mesir pada Selasa dilanda aksi unjuk rasa yang terinspirasi oleh demonstrasi di Tunisia yang berhasil menggulingkan Presiden Zine al Abidin Ben Ali dua pekan lalu.
Demonstrasi besar-besaran di jalan-jalan Kairo dan beberapa kota lainnya di Mesir, langsung menjadi berita utama media-media dunia. Kebanyakan jaringan televisi dunia meliput kekerasan dan serangan polisi terhadap para demonstran.
Sejumlah berita menyebutkan bahwa pemerintah Mesir telah menempatkan 30 ribu lebih personil polisi di Kairo untuk menghalangi aksi unjuk rasa warga. Namun langkah ini tampaknya tidak berhasil dan warga tetap melanjutkan aksi protesnya sambil meneriakkan slogan-slogan anti pemerintah Mubarak.
Berita lainnya menyebutkan, polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan ribuan demonstran di Kairo pada Rabu pagi, menyusul demonstrasi seharian yang tak pernah terjadi sebelumnya. Mereka menuntut Presiden Mubarak mengakhiri kekuasaannya yang sudah berumur 30 tahun.
Lari ke Inggris
Sementara itu, di tengah guncangan politik yang kini menerpa rezimnya, berbagai laporan menyebutkan bahwa para anggota keluarga Mubarak memutuskan untuk segera melarikan diri.
INN mengutip keterangan International Bussiness Times (26/1) yang melaporkan, bahwa Susan Mubarak, istri Presiden Mesir, telah meninggalkan negaranya menuju London.
Berdasarkan laporan tersebut, para pegawai bandara internasional Heathrow , London, asal Mesir, langsung mengenali istri Mubarak. Pada saat yang sama, koran Times terbitan New Delhi dalam edisi terbarunya (26/1), juga menurunkan laporan bahwa Gamal Mubarak, putra Presiden Mesir, yang menurut rencana akan menggantikan jabatan ayahnya itu, telah meninggalkan Kairo menuju London.
Dalam beberapa bulan terakhir, warga Mesir menggelar aksi protes terhadap rezim Mubarak.
Pekan lalu, seorang warga Mesir nekat membakar dirinya di depan gedung parlemen negara ini dalam rangka memprotes kondisi saat ini. Aksi bakar diri itu terinspirasi dari aksi serupa di Tunisia yang akhirnya mampu menyulut revolusi yang berhasil menumbangkan rezim berkuasa di negeri itu.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!