Kamis, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 15 Juli 2010 08:29 wib
2.553 views
Isra' Mi'raj dan Pembebasan Palestina
Kaum muslimin rahimakumullah,
Peristiwa Isra’ Mi’raj (27 rajab) pada tahun ini tampak kurang semarak diperingati oleh umat. Sebab tertutupi oleh dominasi berita “Final Piala Dunia Sepakbola di Afrika Selatan” yang di-blow up besar-besaran oleh media massa sedemikian rupa hingga menyihir perhatian masyarakat dunia seolah-olah benar-benar merupakan perhelatan akbar masyarakat dunia. Padahal bagi umat Islam sebenarnya final piala dunia sepakbola itu secara substansial tidak ada artinya. Namun tidak sedikit di antara umat Islam ikut tersedot magnet sihir bola dunia tersebut.
Padahal bagi umat Islam peristiwa Isra’ Mi’raj jauh lebih penting dan memberikan pelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan umat Islam. Sebab peristiwa Isra’ Mi’raj adalah mukjizat Rasulullah saw. yang terbesar setelah Al Quran. Dan peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa luar biasa yang tidak pernah dialami oleh manusia siapapun sepanjang sejarah peradaban hingga hari ini, selain Nabi Muhammad saw.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Berkaitan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj ini Allah SWT berfirman:
Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Isra’ [17]: 1).
Juga firman-Nya:
Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia Telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (QS. An Najm: 13-18).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Imam Jalalain dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa Allah SWT telah memberikan nikmat kepada Nabi Muhammad saw. dengan memperjalankannya di malam hari (al Isra’), termasuk mempertemukannya dengan para Nabi dan memperjalankannya ke langit (Mi’raj) dan melihat berbagai keajaiban kekuasaan-Nya dan bermunajat kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad saw. bersabda: “Aku didatangkan dengan buraq, yakni hewan yang berwarna putih yang besarnya di atas keledai dan di bawah baghal (binatang yang besarnya antara kuda dan keledai). Aku menaikinya dan dia berjalan cepat sekali hingga aku sampai di Baitul Maqdis. Lalu aku ikat binatang itu dengan tali yang juga digunakan oleh para Nabi. Lalu aku masuk ke masjidil Aqsha dan sholat dua raka’at di dalamnya. Kemudian aku keluar maka datanglah Jibril dengan membawa bejana yang berisi khamr (miras) dan satu bejana lagi yang berisi susu. Maka aku memilih susu. Jibril berkata: Anda mendapatkan fitrah. Lalu aku dinaikkan ke langit dunia maka Jibril meminta dibukakan. Dia ditanya: Siapa Anda? Dia menjawab: Jibril. Lalu ditanya: Siapa yang bersamamu? Jibril menjawab: Muhammad. Ditanya: Apakah telah diutus kepadanya? Jibril menjawab: Telah diutus kepadanya. Lalu langit dunia dibukakan untuk kami. Disitu aku ketemu Adam a.s., maka dia menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Kemudian aku dinaikkan ke langit kedua …maka seperti tadi aku ketemu Yahya dan Isa. Keduanya menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Selanjutnya Rasulullah saw. mengisahkan hal yang sama ketika diangkat ke langit ketiga ketemu dengan Nabi Yusuf a.s.. lalu di langit keempat ketemu dengan Nabi Idris a.s., lalu di langit kelima ketemu dengan Nabi Harun a.s., lalu di langit keenam ketemu dengan Nabi Musa a.s., dan di langit ketujuh ketemu dengan nabi Ibrahim a.s. yang bersandar di Baitul Makmur yang kepadanya setiap hari masuk 70 ribu malaikat dan tidak kembali lagi. Lalu Ibrahim pergi ke Sidratul Muntaha. Pohon Sidratul Muntaha itu daun-daunnya seperti telinga gajah, sedangkan buah-buahnya seperti tempayan yang besar. Tatkala meliputi Sidratul Muntaha apa yang meliputinya karena perintah Allah, maka berubalah, maka tak seorang makhluk pun yang mampu melukiskan keindahannya. Menurut kitab Fathul Bari, terjadi pemandangan yang luar biasa berupa perubahan bentuk batu permata Yaqut dan Zamrud. Maha benar Allah dalam firman-Nya:
Sesungguhnya dia Telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (QS. An Najm: 18).
Kaum muslimin rahimakumullah
Selanjutnya Rasulullah saw. menceritakan bahwa beliau setelah itu mendapatkan wahyu dari Allah SWT apa yang Dia wahyukan dan Allah mewajibkan sholat kepada beliau saw. 50 kali setiap hari. Lalu atas usul Nabi Musa a.s., rasulullah saw. memohon kepada Allah SWT untuk diringankan hingga sampai batas pada kewajiban sholat lima waktu sehari semalam.
Kaum muslimin rahimakumullah
Di dalam peristtiwa isra’ Mi’raj di atas dimana Nabi saw. melaksanakan sholat 2 rakaat di baitul Maqdis adalah memimpin sholat jamaah bersama para Nabi yang dihidupkan khusus untuk menjadi makmum dari baginda Rasulullah saw. Peristiwa ini memberikan dua makna simbolis. Pertama, peristiwa tersebut memberikan symbol bahwa para nabi rela menjadi makmum, alias pengikut, dari Nabi Muhammad saw. Sehingga peristiwa tersebut mengukuhkan kedudukan Nabi Muhammad sebagai pemimpin para nabi dan rasul (Sayyidul anbiya wal mursalin). Ini juga mengukuhkan lahirnya kepemimpinan baru dunia, yaitu Islam menggantikan kepemimpinan lama yang telah usang.
Kedua, peristiwa Nabi mengimami para nabi dan rasul tersebut juga memberikan hak kepemilikan atas tanah Baitul Maqdis kepada baginda rasulullah saw., sebab lazimnya yang menjadi imam adalah tuan rumah, pemilik rumah.
Pasca peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah saw. bertemu dengan jamaah haji dari Madinah di Mina. Mereka masuk islam dan menyebarkannya di kota Madinah hingga Rasulullah saw. hijrah dan membangun pemerintahan di kota Madinah. Akhirnya pemerintahan Madinah di masa Khalifah Umar bin Khatthab secara riil bisa mengambil alih tanah Palestina dan Baitul Maqdis di masa Khalifah Umar bin Khaththab 5 tahun pasca wafatnya Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, ketika tanah Palestina dan baitul Maqdis yang ada di dalamnya dikuasai oleh pasukan gabungan Salib dari Eropa yang dipimpin Raja Inggris Richard Lion Heart, maka bangkitlah Sultan Sholahuddin Al Ayyubi bersama pasukannya berjihad membebaskan Baitul Maqdis.
Kaum muslimin rahimakumullah
Hari ini Palestina dan baitul Maqdis yang ada di dalamnya dikuasai oleh Zionis Internasional atas bantuan kaum imperialis Barat dan dirikan di atasnya negara Yahudi Israel sejak tahun 1948. Maka sudah sepatutnya kaum muslimin yang memahami mukjizat terbesar nabi Muhammad saw. setelah Al Quran, yakni peristiwa Isra’ Mi’raj ini, segera melakukan konsolidasi untuk mengambil kembali tanah kaum muslimin, membebaskan Baitul Maqdis (Yerusalem) dan seluruh wilayah Palestina, dan mengusir kaum Yahudi dari setiap jengkal tanah Palestina! Tentu ini membutuhkan keberanian penguasa muslim yang secara legal punya otoritas untuk menggerakkan tentara regular yang dimiliki.
Baarakallah lii walakum
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!