Sabtu, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Juni 2010 09:13 wib
2.120 views
'Pemerintah tidak Tegas'
Kepedulian umat Islam dan pemerintah terhadap penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza jangan sebatas suara. Perlu langkah nyata dalam memberikan dukungan kepada mereka. Hal ini disampaikan oleh Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Sarbini Abdul Murad, dalam acara diskusi FKSK Ke-57 di Jakarta, Kamis (24/6).
''Untuk membebaskan penduduk Gaza, seharusnya pemerintah menggunakan berbagai jalur diplomasi untuk mengajak negara-negara di Timur Tengah mendesak Israel membuka blokade mereka di Gaza,'' kata Sarbini. Pemerintah juga harus memanfaatkan kedekatannya dengan Mesir agar mereka membuka pintu ke Gaza secara permanen.
Jadi, jangan hanya buka tutup seperti yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah Mesir. Ia menegaskan, agar penduduk Gaza bisa menikmati kehidupan bebas selayaknya manusia, blokade di Gaza harus dibuka sepenuhnya. ''Selama ini, pemerintah masih kurang tegas dalam menghadapi Israel.''
Bahkan, pemerintah tidak mengutuk serangan Israel ke kapal Mavi Marmara. Berbeda dengan sikap Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan. Saat relawan Turki di kapal Mavi Marmara ditangkap dan ditahan Israel, ujar Sarbini, Erdogan sangat marah dan mengeluarkan pernyataan yang mengancam Israel.
Sikap Erdogan ini membuat Israel buru-buru membebaskan warga Turki yang ditangkapnya. ''Seharusnya pemerintah kita harus bersikap lebih tegas kepada Israel seperti yang dilakukan Turki. Pemerintah selalu berbicara normatif tanpa realisasi,'' kata Sarbini.
Pemerintah selalu berdalih tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sehingga tak bisa menindak Israel. Dalam pandangan Sarbini, itu bukanlah alasan yang tepat. Mestinya, mereka mampu bersikap tegas terhadap Israel, bangsa yang paling penakut.
Menurut Sarbini, dengan sikap penakutnya itu Israel sampai mengeluarkan sejumlah alasan tak logis terkait sejumlah barang yang diharapkan bisa masuk ke Gaza. Ia mengatakan, Israel melarang barang-barang tak berbahaya seperti kecap dan sambal. ''Alasannya, mereka takut Hamas mengubahnya jadi bom. Ini tak masuk akal.''
Saat ini, Sarbini berharap Pemerintah Indonesia bisa segera mendesak Mesir membuka pintu masuk ke Gaza secara permanen. Ini sangat mendesak agar barang-barang bisa masuk ke Gaza. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata dia, telah menjanjikan kepada Palestina untuk membangun Rumah Sakit Indonesia di Palestina.
Oleh karena itu, pintu masuk ke Gaza lewat Mesir harus dibuka secara permanen untuk memasukkan berbagai material seperti semen, besi, dan genting. ''Kalau material untuk membangun rumah sakit saja tidak bisa masuk, mana mungkin Gaza bisa dibebaskan. Indonesia bisa meminta Mesir membuka pintu masuk ke Gaza,'' ujarnya.
Dalam hal ini, Kementerian Luar Negeri perlu bersungguh-sungguh dalam mendekati Mesir untuk membuka pintu ke Gaza. Ia menilai, Kementerian Luar Negeri masih kurang sungguh-sungguh. Mereka selalu mengeluhkan bahwa Gaza merupakan wilayah yang berbahaya. Pemikiran mereka harus diubah.
Sarbini mengatakan, yang dipikirkan jangan hanya bahaya tapi bagaimana keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membangun Rumah Sakit Indonesia di Palestina bisa diwujudkan. Jika pembangunan rumah sakit di Palestina bisa terwujud, maka nama Indonesia juga akan harum.
Tindakan tegas
Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al haththtath menegaskan, pemerintah jangan hanya merasa simpati kepada Palestina. ''Kalau perlu pemerintah mengambil tindakan tegas dengan mengirimkan pasukan perang ke Israel, bukan FPI yang seharusnya ke sana,'' katanya.
Ia mengatakan, dalam Alquran telah disebutkan bahwa manusia yang paling keras permusuhannya terhadap umat Muslim adalah orang Yahudi. Menurut dia, Palestina bukan hanya Gaza dan Tepi Barat namun termasuk semua wilayah yang diduduki Israel. Itu semua harus dibebaskan.
Maka, jelas Al Kahthtath, seharusnya bukan blokade Israel saja yang harus dibuka. (Republika/shodiq-suara islam)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!