Rabu, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 6 Mei 2020 21:45 wib
6.933 views
Belajar dari Sang Khalifah
Oleh:
Lay MujahidaFillah*
TIDAK terasa waktu telah berlalu begitu cepat. Secepat menyebarnya pula virus Covid-19 ini ke seluruh bagian dunia, termasuk Indonesiapun tak luput dari 'serangan' virus Covid-19 ini. Sampai saat ini tiba, Indonesia juga telah kehilangan ratusan nyawa dan tidak sedikit juga yang sedang terancam nyawanya.
Hei, nyawa itu nggak murah lho. Karena nyawa adalah waktu kehidupan seseorang. Apalagi khususnya bagi seorang muslim. Allah SWT sangat membenci hilangnya nyawa seorang muslim dengan sia-sia.
Apalagi di Indonesia ini mayoritas masyarakatnya adalah beragama Islam. Tentu saja itu adalah tanggung jawab sang kepala negara untuk mengayomi dan mengurusi rakyatnya. Karena raja adalah pelayan rakyat. Begitu ia siap menduduki kursi pemimpin, itu artinya dia juga siap memikul beban ratusan, bahkan ribuan orang di pundaknya. Yeah, menjadi pemimpin itu memang tidak mudah, ia memiliki banyak amanah yang nanti akan dipertanggungjawabkan.
Tapi kembali lagi, sayang seribu sayang, kita saat ini hidup di era kapitalisme, yang mana keuntungan dan materi adalah segalanya. Siapa yang peduli tentang amanah dan tanggung jawab? Hal tersebut membuat cara berfikir manusia menjadi kacau dan bergeser dari fitrahnya. Sehingga, di tengah pandemi yang sedang mengancam nyawa ini, rezim malah membuat arah kebijakan yang tidak jelas dalam menghentikan penyebaran virus.
Pemangku kekuasaan malah sibuk membeda-bedakan antara mudik dan pulang kampung, di mana keputusan mudik dilarang, tapi pulang kampung diperbolehkan. Yang mana protokol ini banyak celah dan bisa berakibat fatal bagi seluruh rakyat. Sama sekali tidak bisa diharapkan untuk menghentikan penyebaran virus.
Hal ini membuat waktu terbuang sia-sia. Di tengah rakyat yang sedang memperjuangkan hidupnya, rezim malah sibuk dengan segala kebijakan yang tidak jelas. Padahal apa bedanya dengan mudik dan pulang kampung? Dalam KBBI pun tertulis mudik adalah pulang kampung. Padahal seharusnya, di saat wabah seperti ini dibutuhkan gerak cepat dan tepat agar tak memakan korban lagi.
Entahlah, kita memang tak bisa berharap kepada sistem kapitalisme, hasil akal manusia yang terbatas. Kita memerlukan solusi langsung dari sang pencipta langit dan bumi yang telah disampaikan sejak dahulu kala kepada Rasulullah Muhammad SAW. Jelas hanya sistem Islam yang dapat menyelesaikan segala problem manusia secara cepat dan tepat, dan orientasinya juga jelas untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Karena hal yang terpenting dalam Islam bukanlah materi, tetapi ridho Allah SWT. Yang mana keridhoan Allah SWT dapat dicapai dengan mengikuti segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Sehingga secara otomatis, seorang muslim yang tujuan hidupnya adalah meraih ridho Allah, pasti akan selalu berusaha untuk menaati aturan-Nya. Satu-satunya aturan yang akan membawa rahmat bagi semesta alam.
Hingga ketika telah terbangun kehidupan Islam dalam bermasyarakat maupun bernegara, rakyat juga akan memahami secara penuh kebijakan yang telah ditentukan. Sistem Islam juga bertanggung jawab penuh atas konsekuensi pemberlakuannya. Mereka semua kembali berjalan di jalan yang seharusnya, dengan tujuan bersama-sama meraih ridho-Nya.
Contoh nyata bisa kita dapatkan saat negara Islam yang jelas memakai sistem Islam, dipimpin oleh Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu terjadi pula wabah di bawah kepemimpinan beliau. Meski saat itu beliau dan para sahabat sedang perjalanan menuju ke Syam, tapi begitu di beritakan bahwa Syam sedang terkena wabah Amwas.
Tak butuh waktu lama, sang Khalifah langsung kembali ke Madinah dan menjalankan sabda nabi SAW : 'jika kalian berada di suatu tempat (yang terserang wabah), maka janganlah kalian keluar darinya, apabila kalian mendengar wabah itu di suatu tempat, maka janganlah kalian mendatangiya.' "
Setelah itu Khalifah Umar pun segera menetapkan lockdown. Tapi tidak sampai di situ, sang pemimpin juga memastikan kebutuhan seluruh rakyat terpenuhi selama lockdown. Bahkan beliau juga tidak segan-segan ikut turun ke posko-posko dan memanggul karung gandum sendiri di pundaknya untuk dibagikan kepada rakyat.
Melihat keadaan saat ini, sudah saatnya kita kembali kepada Islam. Karena hanya negara Islam-lah yang dapat melahirkan pemimpin-pemimpin hebat, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab dst. Sebelum jatuh terlalu dalam, mari kita bangkit dan kembali pada Illahi. Semoga Allah merahmati kita semua. Wallahua'lam bishowab.
Penulis adalah siswi SMP Mutiara Ummah Sidoarjo,Jawa Timur
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!