Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 13 Maret 2018 23:42 wib
6.799 views
6 Bukti Berhijab Itu Membahagiakan dan Membebaskan
Oleh: Ragil Rahayu Wilujeng*
Hijab itu ribet, tidak praktis. Ada yang bilang demikian. Bahkan ada seorang muslimah yang melepas hijab karena merasa tidak leluasa travelling keliling dunia. Hijab dianggap mengekang kebebasan, bahkan menjadi simbol penindasan perempuan. Padahal sejatinya hijab itu membebaskan. Kenapa? Mari kita bahas.
Pertama, hijab membebaskan perempuan dari pandangan liar lelaki nakal. Saat ini lelaki nakal ada di mana-mana. Matanya jelalatan mencari mangsa, yaitu aurat yang terbuka. Kadang hanya dilihat, kadang digodain dan bisa jadi berujung tindakan keji. Lelaki nakal memang salah, tapi nekad mengobral aurat di depan mereka sama dengan mencari masalah.
Kedua, hijab membebaskan lelaki salih dari penggoda ketaqwaan. Aurat perempuan itu menggoda. Karena lelaki normal pasti punya gharizah nau' (naluri melestarikan jenis). Itu anugerah dari Allah ta'ala. Lelaki salih sudah ikhtiar menundukkan pandangan. Tapi aurat perempuan tetap kelihatan. Maka aurat yang bertebaran itu menggoda ketaqwaan mereka, memanaskan mata mereka dan menghapus hafalan Al Qur'an mereka.
Ketiga, hijab membebaskan perempuan dari ribetnya berdandan demi eksistensi di luar rumah. Sepintas, memakai baju pendek terlihat simple. Tapi sebenarnya ribet. Kulit harus dipastikan mulus, karena kulit yang terlihat tak cantik akan membuat minder orangnya. Maka perempuan butuh krim pemutih tubuh, krim pencabut bulu, rutin mencabut bulu kaki, sibuk mengurus selulit dan stretchmark, juga meni pedi lengkap dengan melukis kuku dengan kutek. Rambut juga harus di-matching-kan dengan bentuk wajah dan tren terbaru. Bahkan diwarnai agar terlihat gaul. Kalau perlu pakai hair extension. Ribet pokoknya.
Keempat, hijab membebaskan perempuan dari pusing mikir outfit. Jika tak berhijab, perempuan merasa harus cocok outfitnya. Ini baju santai, ini baju jalan-jalan, ini baju les, ini baju japok, ini baju ngemall, ini baju ke pasar, , ini baju kondangan, ini baju ultah, ini baju hangout, ini baju travelling, ini baju ke CFD, dll. Sementara hijab itu simpel. Mihnah (baju rumah) yang dipakai di dalam, khimar (kerudung), jilbab (baju terusan nan longgar), plus kaos kaki. Sudah. Kemana-mana itulah outfitnya. Simpel kan?
...Hijab itu ribet, tidak praktis. Ada yang bilang demikian. Bahkan ada seorang muslimah yang melepas hijab karena merasa tidak leluasa travelling keliling dunia. Hijab dianggap mengekang kebebasan, bahkan menjadi simbol penindasan perempuan. Padahal sejatinya hijab itu membebaskan...
Kelima, hijab membebaskan perempuan dari standar cantik ala barat. Seolah cantik itu adalah kulit putih mulus bak artis korea, mata lebar seperti artis India, rambut panjang seperti iklan sampo, badan langsing seperti iklan susu diet, tungkai ramping seperti model internasional, alis menanjak seperti jalur ke puncak, hidung mancung seperti bule, wajah tirus seperti barbie, dan lain lain.
Islam memandang perempuan adalah manusia, bukan manekin. Perempuan akan mulia jika bertaqwa. Sebagaimana firman Allah ta'ala :
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)
Perempuan cantik menurut Islam adalah muslimah yang bertakwa pada Penciptanya yaitu Allah ta'ala.
Keenam. Yang paling utama, hijab membebaskan manusia dari siksa api neraka. Rasulullah saw bersabda: “Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya, yaitu: sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia, dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti punuk unta, mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.” (HR. Muslim)
Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda: “Tidak diterima shalat seorang perempuan yang sudah haidh (baligh) kecuali dengan memakai khimar (kerudung yang menutup kepala).” (Mutafaqun ‘Alaih). Rasulullah SAW juga bersabda: “Akan ada di akhir umatku, para wanita yang berpakaian tapi telanjang, di kepala mereka ada seperti punuk unta, laknatlah mereka karena mereka itu terlaknat.” (HR. Bukhari)
Jelaslah bahwa berhijab itu membebaskan perempuan dari keburukan-keburukan. Perempuan menjadi mulia. Perempuan tidak dilihat dari ukuran-ukuran numerik di tubuhnya seperti lingkar dada, lingkar perut, dll, namun dilihat ketakwaannya sehingga dia berhak meraih surga-Nya. Mari berhijab, karena hijab adalah identitas seorang muslimah. (rf/voa-islam.com)
*Anggota Komunitas Revowriter, Pengasuh Majelis Taklim Al Bayyinah.
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!