Kamis, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Maret 2018 14:34 wib
6.967 views
Pak Rektor, Apakah Cadar Sudah Menganggu Hidupmu?
Pak Rektor!
Mengapakah kau koyak kebebasan dalam menjalankan syariah? Apakah dari sekian banyak buku yang ada dalam perputakaan dirimu, tak ada satupun yang bahas cadar? Atau dirimu belum punya pembahasan soal cadar ini?
Pak Rektor!
Apakah salahnya mahasiswi yang memakai cadar? Apakah pernah mereka meneror dirimu? Atau membuat kerusuhan dengan dirimu? Atau mereka selama ini menjadi penghalang prestasimu? Kalau memang tidak, mengapa kau usik mereka.
Pak Rektor!
Adakah karena ini soal Islam, sehingga dirimu takut di kata sebagai radikal bila membolehkan mereka bercadar? Atau dirimu takut seluruh kampus akan bercadar sehingga kampusmu akan terkesan bagai kampus teroris? Dan dirimu malu?
Pak Rektor!
Apakah cadar kau anggap bertentangan dengan gaya budaya indonesia? Cermin budaya arab? Atau kau anggap sebagai simbolis wahabi, yang bisa mengancam kebinekaan nusantara? Sungguh terlalu mengada-ada bila itu alasanmu.
Pak Rektor!
Apakah jalan bergandengan mahasiswa dan mahasiswi di taman kampus itu cermin bhineka? Pakai make up menor, minyak wangi over dosis, dan celana Jeans ngapret adalah budaya bangsa? . . .
Pak Rektor!
Apakah kamu bangga dengan dengan alumnus di kampusmu yang kian liberal? Bikin ulah dengan nyebut "A*****hu Akbar" dekat dengan syiah, membebaskan idologi komunis di serap dan filsafat edan yang kian brutal. Apakah ini yang akan kau banggakan?
Pak Rektor!
Katanya Indonesia ini negara demokrasi, yang semuanya serba boleh. Lho kok cadar tidak boleh? Demokrasi apa ini? Katanya kita diajarkan saling bertoleransi, lha kok berpendapat bahwa cadar itu syraiat Islam diamputasi? Toleransi apa ini? Katanya bapak liberal? Kok tidak membebaskan cadar? Kan liberar itu masa bodoh, seharusnya bapak masa bodoh dengan cadar, gitu aja. Aneh anda ini.
Pak Rektor!
Saya akan tuntut sikap ini di akhirat. Bahwa bapak telah melawan hukum Allah. Dan bila bapak nekat, siap-siaplah merasakan adzab Allah yang sangat pedih. Ingat pak, jabatan itu sementara. Bila Allah cabut jabatan Anda, sungguh Anda bukan siapa-siapa lagi. Apakah Anda tidak takut sakit stroke? Bisa lho pak.
Bila seluruh muslimah mendoakan sakit mendadak, sedangkan mereka dalam kondisi yang Anda dzalimi. Ini sangat bisa dikabulkan Allah. Tapi, sebelum itu, saya doakan semoga bapan yang hari ini tersesat segera dapat hidayah.
Pak Rektor!
Ingat hidup di dunia hanya sementara. [PurWD/voa-islam.com]
Dari saya
Kyai Samping Lepen
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!