Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
5.909 views

Memuliakan Guru, Mulailah dengan Menyejahterakannya!

Oleh : Faiqotul Himmah*

Adakah diantara kita yang tidak punya guru? Mungkin ada. Namun bisa jadi itu hanya sebagian kecil dari ratusan juta penduduk Indonesia. Minimal guru SD, kita semua pasti punya.

Mumpung hari guru, mari kita pejamkan mata sejenak dan merenung. Putar kembali episode kanak-kanak kita. Kita pandai membaca hari ini, adakah peran guru di sana? Jika saat ini kita sudah canggih berhitung, adakah peran guru di sana?

Bisakah kita mengenal asal muasal semesta tanpa guru? Makhluk apa saja di bumi ini, apa cirinya, dan sebagainya? Adakah yang bisa mengetahui sistem pencernaan, pernafasan, dan banyak ilmu lain tanpa guru?

Saya masih ingat betul ketika SD, di sekolah favorit, banyak sekali guru yang saya banggakan. Diantaranya yang sangat berkesan adalah guru IPS, Bapak Hadi, yang kala itu menceritakan sejarah bangsa ini dan kekayaan alamnya yang luar biasa. Sayangnya, kita nyaris tidak menikmatinya. Beliau mencontohkan tambang emas Grasberg yang dikelola PT Freeport. Itu semua diboyong ke luar negeri dan menyisakan secuil pajak bagi negeri. 

Jadilah saya terlecut untuk bercita-cita tinggi. Menjadi ilmuwan seperti Pak Habibie. Supaya bisa mengolah sendiri kekayaan alam negeri ini.  

Begitu dahsyat peran seorang guru. Dari ketekunan, kesabaran dan kepandaian merekalah lahir para ilmuwan, dokter, pejabat, pengusaha, direktur, manajer, lurah, bupati, gubernur hingga presiden. Ya, presiden!

Saya yakin kita semua sepakat, guru adalah profesi kunci satu kemajuan bangsa. Selain seperangkat kurikulum, guru berperan membentuk karakter dan kepribadian generasi masa depan bangsa. Guru adalah profesi teramat mulia.

...Menjaga guru, adalah menjaga kualitas generasi masa depan. Mari muliakan guru dengan sistem Islam...

Namun sayang, agaknya penghargaan yang kita berikan pada guru masih kalah dibanding penghargaan pada artis idola. Buktinya, setumpuk persoalan masih menimpa para guru. Diantaranya masalah kesejahteraan.

Di Jember bulan Oktober lalu, ramai-ramai guru honorer mogok kerja dan berdemo menuntut haknya. Yang mereka minta sederhana : gaji yang layak. Sederhana bukan? Nggak neko-neko. Karena memang itu hak mereka!

Jangan katakan, "Ah mereka kan guru honorer, bukan PNS."

Jangan remehkan guru honorer. Di banyak sekolah, keberadaannya justru melebihi guru tetap. Dan guru tetap sangat terbantu dengan keberadaan guru honorer ini.

Pekerjaan yang mereka lakukan sama, sama-sama mendidik, menyiapkan bahan ajar dan sebagianya. Dan banyak sekali sekolah membutuhkan mereka. Mengapa begitu susah untuk memberi mereka "status" PNS dan mendapat gaji yang layak?

Apakah jika jumlah guru PNS di negeri ini dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dan membludaknya jumlah murid, pemerintah tak ada dana untuk menggaji?

Inilah anehnya. Satu negara yang kaya akan SDA justru miskin dana. Ibarat tuan tanah memiliki tanah ribuan hektar tapi tak mampu membayar guru ngaji untuk anaknya. Aneh bukan? Pasti kita bertanya-tanya. Kemana, untuk apa, tanah ribuan hektar itu? Dikelola bagaimana kok membayar guru saja tidak mampu?

Ya..begitulah.. ada yang salah dalam pengelolaan negeri ini. Negeri kaya SDA yang merupakan anugerah Allah SWT. Negeri ini terlanjur memilih sistem demokrasi-kapitalis dan menjauhkan aturan Islam dari politik dan pemerintahan.

Hasilnya?

Negara miskin. Sementara korporasi milik para kapitalis sangat kaya. Lebih banyak mana, cadangan emas BI dengan emas milik PT. Freeport?

Agaknya kita perlu kembali membuka petunjuk yang telah Allah turunkan, Al-Quran. Di sana telah Allah firmankan bahwa jika berpaling dari peringatan Allah, maka kehidupan yang sempitlah yang akan kita rasakan. Ketika kita mencampakkan sistem ekonomi islam dan mengadopsi sistem ekonomi kapitalisme, kemiskinan-lah yang kita rasakan. Miris bukan?

Berbeda sekali dengan sistem Islam. Guru sangat dimuliakan. Mereka disejahterakan, sehingga bisa mendidik generasi dengan optimal. Sejarah mencatat, Khalifah Umar bin Khathab pernah menggaji seorang guru PAUD setara dengan Rp 25 juta kini. MasyaAllah..luar biasa.

Menjaga guru, adalah menjaga kualitas generasi masa depan. Mari muliakan guru dengan sistem Islam.

SELAMAT HARI GURU! Tanpamu, apa jadinya aku. (rf/voa-islam.com)

*Pimred Info Muslimah Jember

Ilustrasi: Google

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Smart Teen lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News
Feminisme dan Delusi Kesetaraan Gender

Feminisme dan Delusi Kesetaraan Gender

Rabu, 25 Dec 2024 20:55


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X