Ahad, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 12 Maret 2017 17:03 wib
10.221 views
Bangga Jadi Pejuang Khilafah
Oleh: Suhari Rofaul Haq (Praktisi Pendidikan dan Politik)
Beberapa tahun yang lalu terbit sebuah buku berjudul “Aku Bangga Jadi Anak PKI”. Buku yang diluncurkan persis pada hari kesaktian Pancasila tersebut berisi otobiografi penulisnya sendiri, Ribka Tjiptaning Proletariyati dan perjuangan kedua orang tuanya yang ditahan karena terlibat PKI. Pada saat peristiwa mengenaskan G.30.S PKI umur Ribka baru 7 tahun.Sekarang dia adalah ketua komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP.
Buku tersebut minimal menggambarkan keyakinan dan apa yang menjadi cita-citanya serta kemana arah pengabdiannya. Sebab manusia bisa hidup berhari hari tanpa makan dan minum tapi manusia tidak bisa hidup tanpa cita-cita walau sesaat saja.
Imam Ali ra pernah berkata,” Tingginya cita cita bagian dari iman “, Imam Mula Ali Qori al Hanafi menjelaskan bahwa pengabdian itu muncul dari cita cita(Syarah Miskatul Mashobih ,8/79).
Berawal dari Pandangan Hidup
Ada tiga pandangan hidup manusia, yaitu materialism, sekularisme dan islam. Materialisme-komunisme memandang bahwa alam semesta,manusia dan kehidupan hanyalah materi belaka. Prinsipnya manusia berasal dari materi untuk mencari materi dan kembali menjadi materi. Materialisme komunisme yang menjadi faham PKI pada dasarnya adalah atheis, mengingkari tuhan. Dalam bahasa Lenin agama adalah “candu” masyarakat dan “minuman keras” spiritual.
Menurut akal paham semacam ini salah dan tidak rasional. Hal ini karena disamping materi itu terbatas juga manusia berikut alam tidak mungkin ada dengan sendirinya. Secara fitrah faham ini lebih tidak bisa diterima sebab semua manusia punya naluri/kecenderungan untuk mengagungkan sesuatu yang dianggap lebih besar dari dirinya. Fir’aunpun yang mengaku sebagai tuhan tanpa rasa malu sempat mengakui ada kekuatan yang lebih kuat darinya.
Sekularisme adalah pandangan hidup jalan tengah,memisahkan agama dengan dunia (negara). Mengakui adanya pencipta tapi tidak berhak mengatur hidup didunia ini. Pencipta laksana pembuat jam selesai membuat maka ia harus rela untuk tidak terlibat mengaturnya lagi, jika maksa rusaklah jam tadi. Sekularisme memandang manusia datang dari tuhan di dunia untuk mencari kenikmatan dan kelak akan kembali pada pencipta lagi.
Ajaran utama sekularisme adalah kapitalisme,liberalism dan demokrasi. Sebagai konsekuensi pencipta tidak boleh ikut mengatur urusan dunia padahal manusia butuh aturan maka harus ada yang mewakilinya. Akhirnya manusia sendiri yang merumuskan aturan dan dipakai untuk mengatur manusia sendiri . Jeruk makan jeruk. Lucu, pasti rusak dan merusak.Manusia jika dibiarkan bebas membuat aturan pasti banyak kepentingan,perbedaan,konflik,sering berubah rubah sesuai kecenderungan hawa nafsunya dan itulah fakta yang terjadi pada saat ini.
Islam memandang bahwa manusia berasal dari pencipta.Keberadaanya di dunia untuk menyembah pencipta dan kelak akan kembali kepada-NYA untuk mempertanggung jawabkan semua amal perbuatanya. Alam,manusia dan kehidupan diciptakan pencipta berikut aturannya yang lengkap , manusia tinggal melaksanakan. Pandangan hidup semacam ini benar dan masuk akal karena bisa dibuktikan baik keberadaan pencipta maupun wahyu sebagai aturan ,nyata adanya. Secara fitrah juga sangat memuaskan karena manusia yang lemah pasti butuh pencipta yang maha segalanya.
Jika dulu materialisme komunisme pernah jaya dan mengatur dunia karena Uni Soviet dan Rusia siap menjadi sponsornya, dan sekarang jejaknya berusaha diulang oleh Cina meski dengan gaya baru. Sekularisme kapitalisme dengan metode baku penjajahan saat ini sedang mencengkeram dunia karena ada Amerika Serikat dan negara lainya yang mau menerapkanya meski kondisinya semakin sempoyongan. Berbeda dengan islam yang dalam sejarahnya pernah membawa dunia sejahtera 13 abad lebih saat khilafah sebagai institusi pelaksananya.
Bangga Pejuang Khilafah
Khilafah adalah “ Kepemimpinan umum untuk menerapkan hukum hukum syariah islam dan mengemban dakwah islam ke seluruh dunia”. Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 2/13. Saat ini khilafah tidak ada, ketiadaan khilafah adalah bencana dan musibah terbesar bagi dunia. Dunia menuju jurang kehancuran dalam segala lini juga detik demi detik tumpukan dosa mengalir deras ke rekening pribadi ummat islam lantaran hukum milik pencipta dunia ini tidak diterapkan. Islam adalah syariah dan syariah akan terlaksana jika ada khilafah.Maka mewujudkan khilafah adalah fardhu kifayah hukumnya. Kewajiban umum tersebut hari ini berubah menjadi kewajiban pribadi karena belum ada yang sanggup menegakkan khilafah.
Dalam kondisi dunia yang penuh kegelapan, saat milyaran manusia terbuai gaya hidup konsumtif dan hedonism. Saat musuh islam siang malam merancang makar pada islam. Saat ummat bercerai berai. Saat para penguasa boneka selalu menindas islam. Saat ummat terjangkiti penyakit wahn cinta dunia dan takut mati. Saat fanatisme kelompok menjadi anjuran dan saat banyak muslim apriori terhadap seruan khilafah, Allah swt takdirkan saya berkumpul dengan barisan orang orang ikhlas yang hidupnya diabdikan untuk kejayaan islam dan ummatnya semata.
Barisan manusia yang insya Allah seperti Nabi Saw gambarkan, “Akan senantiasa ada sekelompok orang dari ummatku yang selalu menegakkan urusan agama Allah. Tidak akan memadaratkan mereka orang orang yang menentang mereka hingga datangnya keputusan Allah (hari kiamat), sementara mereka meraih kemenangan atas seluruh ummat manusia.HR.Bukhori Muslim.
Sebuah pilihan yang penuh resiko mulai ditolak, dikucilkan sampai kadang harus menyerahkan nyawa satu satunya. Maka saya bersyukur dan bangga menjadi bagian dari mereka yang menyerukan tegaknya khilafah. Sebuah seruan yang pada dasarnya adalah kewajiban setiap muslim. Juga jika seruan tersebut terwujud maka dosa-dosa penduduk bumi akan terhapus dan dunia pun akan selamat hingga kehidupan makmur sejahtera menjadi kenyataan.
Maka, Sekali lagi , Saya bangga menjadi pejuang khilafah dan semoga istiqomah sampai ajal menjemput. Aamiin. Lantas bagaimana dengan anda wahai saudaraku seiman? Jika saja ada yang bangga menjadi pejuang komunis dan kapitalis. Maka mengapa mesti takut menjadi pejuang Khilafah? Bangkit dan sadarilah. Sambut seruan kebaikan ini.Wallahu al musta’an. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!