Sabtu, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Desember 2016 10:37 wib
10.033 views
Hindari Lingkaran Setan di Masa Muda
Oleh: Rezza Rahmanda Pahlevi
(Mahasiswa Bahasa Jepang Univ. Negeri Surabaya)
Masa muda masa yang berapi-api. Ya, itulah salah satu syair lagu karya Bang Haji Roma Irama. Dari syair lagu tersebut kita dapat melihat bahwa cerminan anak muda adalah seseorang yang mempunyai semangat yang tinggi, ingin melakukan banyak hal, dan segala sesuatu yang sifatnya adalah menggebu-gebu.
Memang sudah sewajarnya jika masa muda digunakan semaksimal mungkin, dan tentu saja untuk kegiatan-kegiatan yang positif. Namun kita bisa lihat sendiri realita anak muda sekarang. Anak muda sekarang terkenal dengan kemalasannya, terkenal dengan kenakalannya, dan kurang terkenal dengan semangatnya dalam berprestasi. Jika zaman dahulu para pemuda ‘getol’ dalam memperjuangkan kemerdekaan, anak muda zaman sekarang sebagian besar malah tidak tahu bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan. Yang mereka tau adalah muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga.
Ini benar-benar semboyan yang tak bisa dijadikan dasar dan sudah selayaknya harus dibuang jauh-jauh dari pikiran pemuda. Mereka yang mempunyai semboyan seperti ini hanya akan memuliakan masa muda dan malah membodohi diri mereka sendiri serta orang-orang di sekitarnya karena mereka percaya bahwa lingkungan yang ada telah menegaskan hal ini. Dengan memanfaatkan kata ‘masa muda‘ mereka memutarbalikkan akal sehat dan segala hal yang logis.
Bagi mereka kebohongan, rahasia, dosa, dan kegagalan merupakan bumbu-bumbu masa muda. Jika kegagalan atau dosa merupakan ciri khas anak muda seperti yang mereka katakan, itu berarti hanya ‘orang bodoh ‘ lah yang menikmati masa muda, bukankah begitu? Tentu saja akan banyak orang yang menolak jika ada pertanyaan retoris seperti itu. Penulis yang posisinya sebagai anak muda pun pasti akan merasa tersinggung sekalipun penulis tidak mempunyai semboyan seperti di atas.
Menurut hemat penulis, jika kita tidak ingin ada pertanyaan retoris seperti itu muncul maka yang harus dilakukan adalah menghentikan pemutarbalikkan logika yang entah dimulai oleh siapa. Lingkaran Setan Masa Muda Kita ambil contoh dalam hal asmara. Seperti diketahui asmara atau percintaan adalah hal yang sangat disukai oleh anak muda zaman sekarang. Sayangnya semangat mereka yang berapi-api dalam hal asmara itu malah menjerumuskan mereka pada lembah kemaksiatan.
Diawali dengan hubungan yang dinamakan ‘pacaran’ dan berlanjut kepada hal-hal seperti bergandengan tangan, berciuman, sampai melakukan hubungan layaknya suami istri. Tidak sering juga setelah melakukan hal yang seperti itu banyak yang menyesal tetapi anehnya di lain kesempatan mereka mencobanya lagi, menyesal lagi, mencoba lagi dan terus berulang. Jika dilihat, fenomena ini dapat dikategorikan masuk ke dalam lingkaran setan. Biasanya para remaja atau pemuda terjebak dalam permainan yang kurang lebih polanya sama yaitu : Jika dilihat dari bagan tersebut maka terlihat ada yang dinamakan titik awal namun tidak ada yang dinamakan titik akhir, itulah mengapa saya menyebutnya masuk ke dalam kategori lingkaran setan.
Biasanya setelah putus hubungan dengan kekasihnya para anak muda ini merasa seperti menemukan orang yang berbeda dengan yang lainnya atau merasa orang yang ditemuinya special jadi mereka ingin pacaran lagi, tapi ujung-ujungnya tidak jauh beda alias gagal. Akhirnya jika yang sering dikhianati itu adalah cewek , ia menjadi sulit atau tidak percaya lagi pada cowok dan begitu juga sebaliknya yang salah satu muaranya malah suka sesama jenis.
Seharusnya sebagai anak muda atau agent of change, kita semua bisa menyadari bahwa yang salah itu adalah cara yang kita anut, niat yang kita punya. Jika teman-teman sekalian meyakini bahwa ‘pacaran’ adalah cara yang baik dalam mengenal orang lain bahkan mencurahkan segala upaya dalam kegiatan ini, itu jelas-jelas bertentangan dengan ketentuan Allah SWT sang pemilik hati semua manusia. Bukankah sudah jelas bahwa Allah memberi solusi bahwa jika kita suka kepada lawan jenis hendaknya untuk menikahinya atau kalau belum sanggup hendaknya berpuasa dan menahan pandangan.
Jika teman-teman tidak percaya dengan ‘kata-kata’ Allah (Tuhan YME) siapa lagi yang bisa meyakinkan diri kita. Maka dari itu sekarang hanya ada satu kata yang perlu dilakukan, ‘Cobalah!’, cobalah apa yang ‘dikatakan oleh Allah’ hal itu tidak akan mengkhianati atau merugikan teman-teman sekalian. Jika tidak sanggup sendiri maka lakukanlah secara bersama-sama, carilah teman.
Ketahuilah bahwasanya kecenderungan kita untuk melakukan sesuatu yang baik atau buruk itu bisa kita ’tuning’ secara sadar tidak peduli kita berada di lingkungan yang seperti apapun. Karena itu sebagai generasi muda yang dikatakan sebagai harapan negara dan bangsa ini dikemudian hari, kita sudah seharusnya mempunyai semangat berapi-api dalam melakukan kegiatan positif seperti dakwah, mengaji, mengikuti training-training dalam rangka menambah kualitas diri, dan semacamnya.
Bukannya malah mempunyai semangat berapi-api dalam melakukan kegiatan negatif seperti pacaran, dugem, hang out gak jelas, dan semacamnya. Ingatlah saudara-saudaraku tanpa usaha tidak akan ada hasil, dan tanpa hasil tidak akan ada apapun, kosong tanpa harapan. Karena itu mari bersama-sama bermain sambil belajar, mengkaji ilmu yang bermanfaaat, dan menyadari peran kita sebagai manusia demi Indonesia dan dunia yang lebih baik lagi.
Mari berjuang menyingkirkan sistem liberalisme dan kapitalisme. Bawa hidupmu lebih baik dengan Islam sebagai jalannya. Hidup Mahasiswa!! Hidup Pemuda! [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!