Ahad, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 16 Oktober 2016 18:50 wib
6.624 views
Teruntuk Mereka yang Menyandang Posisi sebagai Mahasiswa Muslim
Oleh: Siti Tarwiyatussaadah
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN SGD Bandung)
Beberapa hari kebelakang kita dihebohkan oleh video dari seorang mahasiswa yang mengkampanyekan menolak ahok sebagai pemimpin. Banyak pro dan kontra terkait video tersebut, tentunya. Tapi, mari kita berpikir di posisi manakah seharusnya kita berada.
Jika kita berangkat dari ayat 28 surat ali- imran, yang artinya:
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karna memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya dan hanya kepada Allah kembali(mu)”
Maka sudah jelas sebenarnya dimanakah posisi kita seharusnya, terlebih jika saat ini kita sebagai mahasiswa, muslim, ataupun kedua-duanya. tapi mari kita lanjutkan untuk membaca tulisan ini.
Pertama, berbicara tentang mahasiswa, selain belajar dan berkutat dengan tugas-tugas tentu berbicara juga mengenai perubahan, mengapa? Karna mahasiswa sendiri sebagai agen perubahan (agen of change). seperti yang dikatakan dalam video kontraversi itu bahwa di Jakarta, kemiskinan dan pengangguran tak bisa teratasi. Tentu tak hanya di jakarta tapi lebih luas lagi, Indonesia. Maka sudah semestinyalah agen of change (baca: mahasiswa) melakukan perubahan untuk memperbaiki sistem negeri ini.
Kedua, berbicara tentang seorang muslim, tak lepas dari keharusan untuk tunduk dan patuh pada syariat islam. Maka ketika islam mensyaratkan seorang pemimpin haruslah seorang muslim, namun hal itu tidak diterapkan berarti sebuah kemunkaran yang harus dicegah.
...berbicara tentang seorang muslim, tak lepas dari keharusan untuk tunduk dan patuh pada syariat islam. Maka ketika islam mensyaratkan seorang pemimpin haruslah seorang muslim, namun hal itu tidak diterapkan berarti sebuah kemunkaran yang harus dicegah
Ketiga, ketika kita seorang mahasiswa muslim, tentu mestilah melakukan dua hal diatas. Melakukan perubahan dan tunduk pada syariat islam (hukum syara) yang artinya harus melakukan perubahan dengan menyeru kepada kebaikan, mencegah kemunkaran, serta membongkar makar para penguasa dzalim.
Selain hal di atas, ada hal lain yang perlu kita pahami juga. Yaitu, bukan berarti ketika ummat dipimpin oleh seorang muslim, semua problematika akan selesai. karna untuk menyelesaikan problematika ummat tidak hanya dengan pemimpin yang muslim, tapi juga harus bersistemkan islam, artinya menerapkan peraturan islam disemua aspek kehidupan baik dalam sistem ekonomi, politik, pendidikan, dan sebagainya. Bisa kita lihat mengapa harus sistem islam, seperti sudah kita bahas tadi bahwa kemiskinan dan pengangguran tidak hanya di Jakarta (yang saat ini di pimpin oleh nin muslim) tapi juga di Indonesia seluruhnya, padahal Indonesia dipimpin oleh seorang muslim.
Permasalahanpun semakin luas, contoh lain mislanya, hukum di Indonesia semakin tumpul keatas namun semakin tajam ke bawah, kasus korupsi terus meningkat, perdagangan anak kian marak, permasalahan SDA yang dikuasai asing, belum lagi permasalahan terkait pergaulan bebas, aborsi pada pemudi bahkan remaja, pornografi dan pornoaksi yang menjamur, dan sebagainya.
Mengapa harus Islam? Karna islam merupakan rahmat bagi seluruh alam, (sitar coba gambarkan Islam sebagai rahmat bagi seluruhalamnya biar terindra oleh pembaca). Dan tambahan teteh terutama Islam adalah agama yang datang dari pencipta yakni Allah SWT maka pasti aturannya adalah yang terbaik untuk hambanya, terlebih islam tak sekedar agama namun juga ideologi yang memancarkan aturan-aturan.
Artinya, dalam islam tak hanya ada aturan tentang hubungan makhluk dengan Rabbnya, tapi juga terdapat aturan hubungan dengan diri sendiri juga hubungan dengan sesamanya. Maka islam memiliki konsep aturan berpolitik, ekonomi, pendidikan, pergaulan, yang pada intinya islam memiliki aturan untuk setiap aspek kehidupan. Aturan-aturan tersebut datang dari sang pencipta, Allah SWT oleh karna itu, aturan yang ditetapkanNya adalah aturan yang terbaik bagi setiap hambaNya.
Rasulullahpun telah mencontohkan penerapan syariah Islam sebagai sistem pemerintahan. Penerapan syariah islam tentu bukan berarti diskriminasi pada umat non muslim, akan tetapi siapapun, baik muslim ataupun non muslim, ketika ia tunduk pada aturan Islam yang ditegakan, maka ia akan dilindungi. Sehingga ketika dikatakan menolak pemimin kafir itu dalam artian sebagai konsekuensi kita sebagai muslim yang harus patuh dan tunduk kepada perintah Allah. Bukan dorongan sentimen kepada non muslim.
Semoga dengan adanya tulisan singkat ini, kita bisa memilih dimana posisi kita. Dan jelas pilihan kita dan gerak kita. Sehingga kita menjadi mahasiswa muslim yang jelas identitasnya. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!