Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
9.516 views

Ramadhankan Hatimu

Ramadhan datang.

Adakah kehadirannya mengetuk pintu hati kita?

Ataukah hanya sebatas rutinitas tahunan biasa?

Menahan diri untuk tidak makan, minum, dan berhubungan seksual selama satu bulan penuh adalah definisi umum yang dipahami orang tentang perintah puasa di bulan Ramadhan. Di tambah pernak-pernik sahur, berbuka, ibadah-ibadah di malam hari, dan persiapan lebaran yang seolah turut serta menghiasi pesona Ramadhan itu sendiri. Bulan Ramadhan seakan menjadi primadona dibandingkan dengan sebelas bulan yang lain.

Semangat menggebu-gebu di awalnya yang mulai terlihat dari kebermunculan beragam iklan berbagai produk di televisi, aneka kegiatan penyambutan bulan Ramadhan yang dilakukan oleh banyak komunitas dan kelompok budaya, sampai pada isu kenaikan harga kebutuhan pokok dan tindakan kriminal yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mungkin belum sepenuhnya memahami akan makna hadirnya Ramadhan.

Berkali-kali kita telah melewati bulan Ramadhan, pernahkah kita berpikir sejauh mana tingkat ketaqwaaan kita di hadapan Allah? Bukankah tujuan utama perintah berpuasa di bulan Ramadhan adalah agar kita menjadi pribadi-pribadi yang terus menerus berproses menjadi insan yang bertaqwa. Lantas selama ini sudahkah Ramadhan yang kita lalui ‘membakar’ kita menjadi pribadi yang mengedepankan nilai-nilai ketaqwaan melalui usaha mengutamakan prinsip-prinsip Islam, iman, dan ihsan dalam seluruh tindakan keseharian kita? Melihat ragam fenomena kejahatan yang terjadi di dunia kita sekarang ini, dengan berat hati saya mengakui bahwa kita (mungkin) masih jauh sekali dari kata taqwa. Menurut Anda apa penyebabnya?

Ada satu hal penting yang mungkin kita lupakan. Kita mungkin lupa atau tidak dapat lagi mendengar suara hati kita yang (sejatinya) selalu mengarahkan kita pada cahaya kebenaran. Hidayah dari Allah untuk terus menerus berbuat baik. Sesungguhnya Allah menginginkan agar jiwa dan raga kita menjadi lebih bersih dengan berpuasa. Sebab puasa adalah ibadah paling tersembunyi dan eksklusif hanya antara Allah dan hamba-Nya. Namun pertanyaannya kemudian adalah puasa yang seperti apa? Tentu saja tidak hanya dengan menahan nafsu makan dan minum serta berhubungan seksual saja, tetapi juga menahan diri dari segala perilaku yang Allah tidak suka.

Ketika beranjak tidur di malam hari misalnya, Allah suka kalau kita “menyerahkan”  hidup dan mati kita semata-mata hanya pada-Nya sebab belum tentu kita masih diberikan kesempatan untuk membuka mata esok hari. Begitupula saat bangun tidur.  Apa yang lebih dahulu kita ingat? Wudlu lalu sholat atau melihat notifikasi di smartphone dulu? Sebelum tidur, apakah kita sempat menghitung-hitung amalan dan dosa apa saja yang kita lakukan hari ini?

Apakah kita mempersiapkan pertemuan dengan Allah di sepertiga malam dengan menyalakan alarm, bangun malam dan merencanakan membaca surat tertentu di dalam sholat malam? Apakah kita menghisab diri dan memohon ampunan kepada Allah Dzat Yang Maha Penyayang dan Maha Suci di waktu-waktu sahur? Ini baru bicara tentang seperti apa amalan-amalan terkait tidur yang (mungkin) disukai Allah yang dilihat dari kacamata orang biasa seperti saya. Bagaimana dengan amalan-amalan kita yang lain?

Segala perilaku kita adalah cermin keadaan hati kita. Jika hati kita lurus dan bersih, perilaku yang muncul kemudian adalah kejujuran yang terpantul dari ketajaman dan kejernihan hati. Dengan ketajaman dan kejernihan hati In syaa Allah kita dapat terus menerus berproses menjadi pribadi yang bertaqwa. Salah satu cara yang mungkin bisa kita lakukan agar sampai ke sana antara lain adalah dengan merasa selalu diperhatikan Allah.

Malaikat selalu mencatat tiap detail perilaku kita. Suara hati, perkataan, dan perbuatan kita semuanya dicatat dengan sangat cermat. Segala gerak-gerik kita diketahui Allah. Allah tahu isi hati kita yang paling dalam. Allah tahu bisikan-bisikan hati kita. Allah tahu bahwa kita hanya manusia biasa yang banyak dosa tetapi juga mungkin derajatnya dapat lebih baik dari malaikat, sampai-sampai Allah menyuruh malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam AS. Allah Maha Tahu segala-galanya. Allah juga memberikan tuntunan hidup berupa al-qur’an dan hadits.

Menghadirkan Rasulullah sebagai teladan, mengabarkan akan kepastian hari pembalasan, dan menggariskan jalan hidup kita dengan tangan-Nya. Kita hanya tinggal menjalaninya saja dengan terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Kepada perilaku-perilaku yang membuat Allah menyukai atau bahkan semakin menyayangi kita.

Terkait puasa Ramadhan, bagaimana caranya agar Ramadhan kali ini berbeda? Perbedaan yang diharapkan tentu saja perubahan progresif ke arah kebaikan. Saya mengajukan usul untuk menjalankan sebuah tagline sederhana, “Ramadhan datang, Ramadhankan Hatimu.” Ibadah-ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan sudah waktunya parameternya bukan hanya kuantitas, melainkan juga kualitasnya. Kualitas ibadah kita tentu saja sangat dipengaruhi oleh kualitas hati kita.

Sejauh mana kita mampu menghadirkan hati di setiap ibadah yang kita jalani?

Begini misalnya. Sebelum tidur di malam hari kita berniat untuk bangun malam. Lalu setelah bangun malam kita tilawah dan introspeksi diri sembari melafalkan istighfar. Kita bayangkan seandainya Allah belum mengampuni dosa-dosa kita apa yang akan terjadi? Kita bayangkan seandainya ibadah puasa kita seharian ternyata tidak diterima Allah bagaimana? Kita bayangkan bagaimana jika sholat malam yang kita lakukan pun masih tidak berharga di hadapan Allah? Apakah kita masih merasa pantas mengakui bahwa kita layak masuk surga sehingga tiap perilaku kita lakukan tanpa berpikir panjang apa saja akibatnya?

Apakah kita sanggup menahan panasnya api neraka? Sebesar apakah sebenarnya keinginan kita untuk masuk surga? Kelak seandainya pun kita pantas masuk surga apakah itu semata-mata karena amalan yang kita lakukan atau murni kehendak Allah? Sampai akhirnya kita renungkan dalam-dalam siapa, dari mana, dan akan menuju ke mana nanti setelah kita mati. Introspeksi seperti ini tentu saja kita lakukan tidak hanya saat sholat malam, tetapi juga di tiap hela nafas kita.

Sebab hanya Allah yang tahu pasti waktu kematian makhluk-Nya. Terlebih lagi di bulan Ramadhan, di saat siang hari kita berpuasa Allah menjamin akan mengabulkan seluruh doa-doa kita. Introspeksi seperti itu harus terus mendengung di hati kita agar Allah berkenan meridhoi seluruh tindak-tanduk kita sebagai ‘khalifah’ di muka bumi ini. Sudah siapkah kita melakukannya? [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Cut Hani Bustanova

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Smart Teen lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X