Kamis, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Oktober 2015 12:39 wib
15.732 views
Gibraltar, Kegemilangan Tariq bin Ziyad yang Purna
Oleh: Rahma Rahimah Thaib
Bismillahirahmanirahim. Dari Spanyol (Granada, Andalusia ) ke Inggris hanya setengah jam. Pagi itu matahari sangat cerah, Masya Allah. Ternyata saya baru tahu kalau Giblartar ini masuk teritori Inggris yang ada di ujung titik benua eropa EUROPA POINT!! Selat yang membatasi benua Afrika - Maroko dan Inggris yang cuma "seiprit". Kecilnya tanah Gibraltar ini bisa dilihat ketika ada pesawat mau lepas landas. Palang pintu ke arah selat ditutup dan dibuka lagi kalau pesawatnya sudah take off.
Ada pengecekan pasport. Kami melewati perbatasan spanyol membutuhkan waktu cukup lama. Bukan pasport suami yang jadi masalah tapi pasport saya. Kehati-hatian Spanyol akan datangnya imigran dari Syria dan Irak yang sudah memasuki tanah Eropa penyebabnya. Ini karena saya dikira termasuk pengungsi Syria yang diselundupkan oleh suami (human traficking). Secara fisik keberadaan kami memang mencurigakan. Suami tinggi besar dan saya kecil mungil. Pemeriksaan membutuhkan waktu sampai 1 jam.
Petugas mulai bingung karena menurutnya memasuki teritori Giblartar dari Spanyol saya harus pake schengen visa. Masuk Perancis bahkan Spanyol ke Andalusia tak ada masalah apapun, karena negara2 ini termasuk UNI EROPA. Pasport saya sebagai istri dari suami sebagai warna negara Uni Eropa memungkinkan kami bisa lolos masuk negara-negara Uni Eropa tanpa visa.
Kemudian salah satu petugas datang ke mobil kami.
"Eres tanto el marital?” (anda menikah?)
Orang Spanyol yang kita temui memang jarang yang bisa berbahasa inggris sehingga pertanyaan pun memakai bahasa Spanyo. Ya akhirnya saya keluarkan buku nikah KUA versi Indonesia yang ada foto suami dan saya. Barulah mereka mengizinkan kami masuk. Tradisi barat adalah istri harus memakai nama suami. Tapi saya tak mau ganti nama. Syukurlah masuk pemeriksaan GB = Great Britain atau Inggris Raya, Alhamdulillah tak ada masalah dan hanya berlangsung selama 3 menit.
MashaAllah .. laa hawlaa wa laa quwwata illa billah!!! Berdiri dengan rasa haru, berzikir dalam lisan dan hati ketika saya menginjakkan kaki di GIBLALTAR = JABAL TARIQ. Angin kencang berhembus di selat paling ujung benua Eropa ini mengibarkan Gamis dan hijab saya. Mata dan kaki terpaku melihat masjid Ibrahim yang menjadi ikon utama Giblartar. Masjid ini menjadi pusat turis attraction walaupun Islam sebagai minoritas di sini (Spanyol dan Inggris). Masjid Putih ini terlihat megah dan indah di tengah-tengah tebing gunung batu yang tinggi besar dan kokoh. Saya melihat ada beberapa sister dengan hijabnya di antara orang-orang bule Inggris dan Spanyol di sini.
Allahu Akbar, terlihat di Ardna playground dan alun-alun kota di depan masjid ada seorang ukhti yang style hijabnya mirip muslimah Malaysia sedang makan bersama dengan suaminya dan 2 anak remaja laki-laki. Suaminya terlihat berbeda karena wajahnya bule Eropa namun memakai kopiah dan songket Malaysia.
Sebelum saya menyapa ukhti itu, dia menyapa saya duluan dari jauh.
Dia : Indonesia ke?
Saya : Ya kak, kami dari London bawa mobil sudah keliling Andalusia,Kordoba dan Toledo. sekarang kami stay di Granada.
Dia : iye, saye juge dari Paris. Pusing-pusing kat sini.
Me : i see, sila makan kak. Kami mau lihat-lihat laut dulu.
Berada di Gibraltar, membuat ingatan saya melayang ke abad keemasan selat ini.
********
Awan hitam melutupi langit Andalusia. Eropa sedang dikuasai oleh penjajah Gotik yang kejam. Ibu kota Toledo menempatkan istana tentara raja laknat. Wanita tidak terjamin keselamatannya, petani dikenakan cukai, dan banyak lagi penindasan yang tak berperikemanusiaan.
Raja Roderick dari bangsa Visigoth yang kejam itu bersuka ria dalam kemewahan sedangkan rakyat merintih dalam kesengsaraan. Sebagian besar penduduk yang beragama Kristen danYahudi, melarikan diri ke Afrika, berharap mendapat ketenangan yang lebih menjanjikan. Dan saat itu Afrika adalah sebuah daerah yang makmur dan memunyai toleransi yang tinggi kerana berada di bawah naungan pemerintahan Islam yaitu khalifah yang bernama Musa bin Nusair.
Mereka memohon pada Musa bin Nusair, raja muda Islam di Afrika untuk memerdekakan negeri mereka dari penindasan raja yang zalim itu. Setelah mendapat persetujuan Khalifah, Musa melakukan ekspidisi penaklukan ke Spanyol. Tariq bin Ziyad, memimpin 12.000 anggota pasukan muslim menyeberangi selat antara Afrika dan daratan Eropa.
Rakyat Spanyol yang sekian lama tertekan akibat penjajahan bangsa Gotik, mengelu-elukan orang-orang Islam. Selain itu, perilaku Tariq dan orang-orang Islam begitu mulia sehingga mereka disayangi oleh bangsa-bangsa yang ditaklukkannya.
Kemudian, jenderal muda itu bergerak maju menyebarkan kalimah Allah. Dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun seluruh dataran Spanyol jatuh ke tangan Islam. Portugis ditaklukkan pula beberapa tahun kemudian.
Pernah ditanyakan kepada Tariq, perihal mengapa beliau membakar kapal-kapal pasukannya yang berjumlah kurang lebih 750 buah armada perang. Bukankah hal ini mubazir dan tidak dibenarkan dalam islam? Beliau lantas menjawab, "Sekiranya orang Islam gagal menaklukkan Spanyol dan semua mereka habis dibunuh tentara Gotik, maka tentara Gotik akan menggunakn kapal-kapal itu untuk menyeberangi laut Mediterranea dan menyerang orang Islam di tanah Arab." Inilah jawaban dari seorang pemimpin yang bervisi tinggi dan karismatik dalam menguasai massa.
Sayangnya, Gibraltar yang selama berabad-abad berada di bawah kendali bangsa Moor (orang-orang Arab, Afrika Utara, & Eropa yang beragama Islam) akhirnya kembali dikuasai oleh bangsa Eropa setelah pasukan Kerajaan Castilla sukses merebut wilayah tersebut lewat sebuah serangan mendadak.
Seorang penulis Kristen terkenal menulis: “Muslim-muslim Arab itu membina kerajaan Cordova yang baik adalah sebuah keajaiban Abad Pertengahan. Mereka mengenalkan obor pengetahuan dan peradaban, kecemerlangan dan keistimewaan kepada dunia Barat. Dan saat itu Eropa sedang dalam kondisi kegelapan dan kebodohan yang biadab.”
********
Perang Suksesi Spanyol, Perang baru berakhir lewat perjanjian damai. Dalam perjanjian tersebut, Inggris & sekutunya mengakui Philip sebagai penerus tahta Kerajaan Spanyol. Namun sebagai gantinya, Spanyol harus menyerahkan sebagian wilayahnya ke pihak lawan. Gibraltar termasuk dalam salah satu wilayah yang diserahkan Spanyol ke Inggris sehingga sejak tahun 1713, Gibraltar pun secara resmi menjadi milik Inggris. Sedihnya. (riafariana/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!