Ahad, 19 Jumadil Akhir 1446 H / 27 April 2014 10:14 wib
14.876 views
Facebook Indonesia Paranoid: Pro Demokrasi Tapi Tak Demokratis
Sahabat Voa Islam yang shalih,
Semenjak resmi masuk Indonesia Facebook semakin reaktif dan paranoid. Bertolak belakang dengan paparan mereka ke publik.
Secara resmi situs jejaring sosial Facebook membuka kantor di Indonesia, tepatnya di Pacific Place, Jakarta.
"Hari ini adalah hari yang sangat menggembirakan bagi Facebook karena kami membuka kantor di Indonesia" kata Neary di Balai Kota, Kamis sore, 20 Maret 2014.
Neary mengatakan, Indonesia adalah pasar istimewa bagi Facebook. Pembukaan kantor ini karena Indonesia adalah pasar keempat terbesar Facebook. "Kami sudah merekrut orang lokal," ujarnya tanpa mau menyebut jumlah tenaga kerja Indonesia di sana. "Kami tidak bicara angka secara spesifik. Tapi kami sedang merekrut banyak orang lokal. Ini cara tepat untuk mengembangkan pasar."
Situs yang dibidani Mark Zuckerberg ini memiliki 65 juta pengguna di Tanah Air. Itu berarti 90 persen dari pengguna Internet. Neary menyebut ini sebagai kesempatan besar untuk kerjasama dengan pemerintah maupun swasta, dan usaha kecil menengah. Ia juga akan fokus pada 80 persen penduduk yang belum terkoneksi ke internet.
Kembali ke konteks,
Kurang lebih seminggu yang lalu, akun Facebook saya tiba-tiba non aktif. Saya tidak bisa log in ke dalam akun saya sendiri. Ibarat rumah, saya tidak boleh masuk ke dalam rumah saya sendiri. Yang membuat terkejut adalah munculnya pemberitahuan yang menyatakan bahwa akun saya dinonaktifkan oleh administrasi dan diblok karena berisi hal-hal yang dianggap melanggar ketentuan Facebook. Beberapa poin yang dianggap melanggar itu adalah memuat hal-hal yang berisi kekerasan dan pornografi. Wow...
Saya sempat menduga bahwa akun saya itu dihack oleh pihak yang tak bertanggung jawab sebagaimana sering terjadi pada akun-akun lain. Saya pun berusaha mengurus dan memproses pengembalian akun saya tersebut. Mengisi data diri beserta lampiran KTP/SIM pun berusaha saya lakukan. Setelah beberapa kali gagal karena masalah teknis hingga gangguan koneksi, akhirnya upaya saya berhasil. Ternyata, admin Facebook menyatakan bahwa saya bisa mendapatkan akun saya kembali asal link yang dianggap ‘buruk’ oleh Facebook tersebut dihapus. Tahukah link apa dan berita apa yang membuat Facebook paranoid itu? Ternyata link situs www.voa-islam.com yang memuat berita tentang Daulah Islam.
Setelah akun saya kembali, saya berusaha menghubungi beberapa teman yang juga punya link ke voa-islam. Ternyata, akun mereka ‘hilang’ alias dinonaktifkan oleh Facebook. Saya yang merasa tidak tahu apa-apa tentang hal ini, berusaha menghubungi tim lainnya via email non facebook dan ternyata semua admin voa-islam.com terkena penonaktifan bahkan beberapa di antara mereka akunnya dihapus sepihak.
Hal ini menjelaskan kejadian sebelumnya. Beberapa teman lama saya meng-add saya lagi dengan nama akun Facebook yang berbeda. Ternyata mereka ini bukan tim voa-islam tetapi akun mereka dinonaktifkan, diblok bahkan dihapus. Itu semua hanya karena mereka menyuarakan hal yang sama yaitu kebangkitan Islam melalui daulah Islam berbentuk Khilafah.
Tak kurang akal, mereka bikin akun baru lagi. Mereka terus menyebarkan ide dan berita tentang kebangkitan Islam, daulah Islam dan jihad. Toh, ini semua berlangsung di dunia maya. Interaksi sosial media yang dibantu dengan koneksi internet. Di dunia nyata, saudara-saudara kita yang lain benar-benar dihapus dari muka bumi oleh kekuatan yang ingin memadamkan cahaya Islam. Jadi kalau sekadar dihapus Facebook, bikin lagi, dihapus, bikin lagi, begitu terus.
Memang sih, awalnya sempat sedikit shock. Masalahnya selama ini akun tersebut saya gunakan untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan seprofesi, saling bertukar info, termasuk juga ajang mencari rezeki di dunia maya. Isi status juga cenderung ‘aman’ dan umum, lebih banyak berisi perenungan hidup dan motivasi serta sesekali bikin yang lucu-lucu. Heran saja, apa yang salah dengan akun faceebook saya? Ternyata, kosakata Daulah Islam cukup membuat admin itu paranoid. Dan sepertinya sejak facebook membuat perwakilan Indonesia, sikap ini makin parah saja. Oya, akun facebook saya setting berbahasa Inggris tapi dengan kasus ini ternyata memang perwakilan Indonesia yang memunyai kebijakan sangat tidak bijak ini.
Beberapa akun admin voa-islam lainnya masih permanen non aktif. Entah, apa yang menjadi pertimbangan admin facebook melakukan tebang pilih mana yang dikembalikan akunnya (termasuk akun saya) dan mana yang dihapus permanen. Apapun itu, satu hal yang pasti gaung kebangkitan Islam ini benar-benar dirasakan keberadaannya hingga membuat sebagian orang paranoid. Mereka berusaha membungkam dengan segala daya upaya. Tapi sungguh, makar siapakah yang lebih baik daripada makar Allah? Dengan atau tanpa facebook, institusi Islam secara formal (bukan sebatas agama yang berada di pojok masjid saja) akan segera kembali dan melindungi martabat manusia secara umum dan umat Islam secara khusus. Selagi momen itu datang, yuk kita gencarkan dakwah melalui media sosial apa saja termasuk facebook.
Katanya hidup di alam demokrasi kebebasan berpendapat dijamin undang-undang, salah satu kasus kemerdekaan berpendapat kepada Jokowi malah dibungkam? Katanya Demokratis? Belum jadi presiden saja sudah represif. Lapor sana sini bagi pihak yang berseberangan. Sungguh absurd dan kekanak-kanakan bukan?
Tetap semangat! [riafariana/adivammar/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!