Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 11 Maret 2014 10:55 wib
68.085 views
Tiga Siksaan Jiwa Karena Sebab Pacaran
Oleh: Badrul Tamam
Menurut Wikipedia, “Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan.”
Sebagian orang menyimpulkan bahwa kata pacaran merupakan serapan dari bahasa Arab, Fujur (فُجُورٌ). Saat ia berposisi sebagai objek, fujuran (فُجُوراً), artinya: perbuatan fasik atau asusila (pelanggaran susila). Dalam Mu’jam al-Ma’ani, fajara al-rajul memiliki arti: ia berzina.
Di Kitab al-Durar al-Sunniyah, Mausu’ah Akhlak, disebutkan beberapa makna fujur. Antara lain: aktifitas melakukan perkara yang menyelisih syariat dan kehormatan diri.
Pendapat lain mengatakan, fujur, maknanya: terjerumus ke dalam kemaksiatan-kemaksiatan dan tenggelam di dalamnya.
Pendapat lain lagi mengatakan: fujur itu berpaling dari al-haq (kebenaran), cenderung kepada yang batil.
Pendapat lain menyebutkan, Fujur itu nama yang mencakup setiap perbuatan buruk. Maksudnya: cenderung kepada kerusakan dan masuk ke dalam kemaksiatan.
Ditinjau dari praktek pacaran anak muda zaman sekarang, seluruhnya bersinggungan dengan perkara-perkara yang mendekatkan kepada zina, seperti saling memandang wajah & tidak menundukkan pandangan, bergandengan tangan, berduaan di tempat sepi, ciuman, dan semisalnya. Padahal setiap perkara yang mendekatkan kepada zina dilarang keras oleh Islam.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Israa’: 32)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَخْلُوَنَّ بِامْرَأَةٍ لَيْسَ مَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ مِنْهَا فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad dari hadits Jabir. Dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwaul Gholil no. 1813)
Besarnya dosa zina dibuktikan dengan ancaman siksa yang dahsyat di dunia, alam kubur, dan di akhirat.
Di dunia, seorang pezina yang belum menikah, jika benar-benar terbukti telah berzina, oleh pemerintah Islam, ia dicambuk seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Eksekusinya dilaksanakan di depan umum dan bahkan disaksikan orang banyak; serta dilarang menaruh rasa kasihan kepadanya. Adapun pezina yang pernah menikah, hukumannya adalah dirajam sampai mati.
Kembali pembicaraan kepada pacaran. Aktifitas tersebut, hakikatnya, mendatangkan siksaan jiwa bagi pelakunya. Seorang laki-laki yang mencintai wanita yang belum halal baginya untuk dijadikan pacarnya, pasti dilakukan bukan karena Allah dan tidak sesuai syariat-Nya. Usaha tersebut akan menyiksa jiwanya sebelum benar-benar si wanita tadi menjadi ‘pacarnya’. Ia jadi suka melamun dan berhayal, sehingga tak mampu berkonsentrasi pada studi dan tugas-tugasnya.
Saat sudah jadian, maka jiwanya akan tersiksa dengan rasa takut kehilangan pacarnya tersebut. Jiwanya terhantui dengan kekhawatiran pacarnya akan kabur darinya dan memilih laki-laki lain. Bersaranglah rasa hina di hadapannya dan dengki kepada siapa yang mendekat kepadanya. Ia selalu cemburu dan curiga. Setiap kawan yang dekat dengan pacarnya akan dicurigai dan dimusuhi.
Siksaan ketiga, jika benar-benar pacarnya lari darinya maka ia lebih merasa tersiksa. Rasa benci dan dengki semakin kuat dalam dirinya kepada mantannya tadi dan orang yang mendekatinya. Sehingga terkadang ia nekad berbuat jahat kepada mantannya tersebut dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Ia akan tertawa dan bangga jika mantannya menderita, dan tersiksa sepanjang harinya. Wal’iyadhu billah.
Inilah yang menimpa Ahmad Imam Al Hafitd yang tega menghabisi nyawa mantan pacarnya Ade Sara Angelina Suroto, dengan dibantu pacar barunya, Assyifa Ramadhani. Padahal mereka bertiga adalah teman satu SMA. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!