Kamis, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 31 Oktober 2013 12:26 wib
24.201 views
Halloween, Go To HELL! Buang Jauh-Jauh Budaya Setan!
Wahai sahabat shalih voa-islam,
Open mind dengan budaya setan dan pagani,
Diluar sana, anak-anak ABG dan budaya barat terutama Eropa dan Amerika akan merayakan momen sesat dan kufur yang di gelar pada akhir bulan Oktober. Namanya Halloween, berasal dari tradisi masyarakat Skotlandia, dahulu disebut daerah dan mendiami Irlandia. Sesatnya adalah pada hari terakhir bulan Oktober, para arwah gentayangan di bumi. Naudzubillahi min dzalik
Bangsa barat itu memang aneh dan sesat, mengaku bangsa yang maju dan beradab, mengaku modern dan budayanya tinggi, tapi anehnya budaya seperti setan Halloween dan valentine tak bisa di telaah asal-usulnya dan malah dirayakan. Mengaku tak percaya agama, tapi mengapa percaya akan setan? Memangnya mereka ga punya internet ya???
Dalam tradisi Barat yang menyesatkan itu, menjelang malam tanggal 31 Oktober dirayakan sebagai pesta Setan ala Halloween. Abad ke-8, gereja Katolik mulai merayakan tanggal 1 November sebagai hari untuk menghormati para santo dan santa yang tidak memiliki hari perayaan khusus. Maka mulailah tradisi bahwa misa yang diadakan pada hari itu disebut Allhallowmas (misa kaum suci), yang berarti misa kaum suci, diplesetkan menjadi Halloweens yang berasal dari seremoni setan malam sebelumnya, tanggal 31 Oktober yang disebut All Hallows Eve.
Diwajibkan kepada anak-anak berpakaian aneh-aneh, menyerupai setan berwajah buruk dan seram. Setan Anak-anak ini akan berkeliling dari pintu ke pintu, dari satu rumah ke rumah lainnya hanya sekedar untuk meminta permen atau coklat, sambil berkata “beri kami permen atau kami jahili.”
Masalah Aqidah Yang Rusak Jika diikuti
Bagaimana tidak rusak? Coba saja, sejarah awalnya Halloween berasal dari orang Celt di Irlandia, Britania dan Perancis sebagai tradisi paganisme perayaan musim panen. Di abad ke-19, orang Irlandia dan Skotlandia membawanya ke Amerika Utara dan lalu menyebarkannya ke penjuru dunia hari yang disebut sebagai Hari Para Arwah (Day of the Dead) yang merayakan kedatangan arwah sanak keluarga dan kerabat kembali ke bumi sampai sekarang masih diperingati di beberapa negara seperti di Brazil, Meksiko, dan Filipina. Hari Raya Semua Orang Kudus ditentukan misionaris Kristen bertepatan dengan hari raya pagan dengan alasan ingin orang pagan mempercayai agama Kristen. Hampir semua tradisi Halloween didasarkan dalam budaya pagan kuno, atau dalam budaya kekristenan.
Nabi kita, Rasulullah Muhammad, hanya memuliakan dua hari yang patut dirayakan. Dua hari itu tak lain adalah Idul Fitri dan Idul Adha.
“Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian untuk keduanya dua hari yang lebih baik dari keduanya: Idul Adha dan Idul Fitri.” [Dikeluarkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya, No. 11595, 13058, 13210]
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ“
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.
Dari sudut pandang Islam, kepercayaan ini sama dengan bentuk penyembahan berhala alias syirik dan thogut. Sebagai Muslim, kita seharusnya menghormati dan menjunjung tinggi iman dan keyakinan kita. Bagaimanapun Tuhan kita adalah Allah SWT, selain itu tidak ada.
Dan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘Anh, dia berkata, “Barangsiapa yang berdiam di negeri-negeri orang asing, lalu membuat tahun baru dan festival seperti mereka serta menyerupai mereka hingga dia mati dalam kondisi demikian, maka kelak dia akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama mereka.” [Lihat ‘Aun Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud, Syarah hadits no. 3512]
Jangan remehkan tradisi, hanya karena di antara teman-teman kita sudah biasa melakukan. “Ah, kan sudah tradisi!” begitu sering kita dengar atau sekedar “Just for fun aja.”
Ingatlah, setiap amal dan perbuatan kita selalu berimplikasi hukum yang akibatnya akan dipertanggungjawabkan di akherat nanti.
Turunnya Surat AL Kafirun:
Dalam satu riwayat, Rasulullah pada suatu hari didatangi oleh utusan orang-orang Mekah, yang di antara mereka itu adalah al-Walid bin al-Mughirah, Aswad bin Muthalib, dan Umyyah bin Khalaf. Mereka menawarkan titik temu persamaan agama antara Islam dengan agama orang-orang kafir pada saat itu. Mereka menawarkan untuk memeluk dan menjalankan agama Islam pada masa satu tahun dan pada tahun berikutnya berharap Rasulullah dan pengikutnya untuk menjalankan agama mereka menyembah berhala. Kerjasama saling menguntungkan ini diharapkan bisa saling bergantian. Dengan kerjasama seperti ini, mereka merasa tidak ada yang saling dirugikan antara kaum kafir dan Islam.
Tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Rasulullah lalu beliau ucapkan kalimat “aku berlindung dari orang-orang yang menyekutukan Allah.”
Dalam masalah aqidah dan tauhid, Rasulullah tidak berstrategi ataupun berpolitik untuk tawaran ini.
Sejak itu, Allah langsung menurunkan wahyu, yaitu Al-Quran QS 109:1-6 atau sering disebut Surat al-Kafirun (orang-orang kafir).
Dalam surat al-Kafirun ayat pertama disebutkan, “Qul (katakan ya Muhammad) wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah”. Ayat berikutnya berbunyi, “aku bukanlah penyembah apa yang engkau sembah.”
Ayat ke-4 mengatakan, “Aku selamanya bukanlah penyembah apa yang kalian sembah.” Jadi jelaslah, ayat ini menunjukkan sikap berbeda dan harus diambil oleh setiap orang Muslim terhadap orang kafir.
Syeikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin bahkan tak kalah kerasnya. Menurut beliau, hari raya atau perayaan yang dikenal oleh Islam hanya ada Idul Fitri, Idul Adha, dan Idul Usbu’ (hari Jum’at). Maka setiap hari raya yang diadakan di luar tiga hari raya itu ditolak alias bid’ah dan batil.
So, saatnya kita ucapkan "Helloween, Go To HELL!" [abdullah/hidayah/voa-islam]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!