Ahad, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Januari 2010 05:08 wib
15.228 views
Remaja Islam, Remaja Pejuang
Islam adalah satu-satunya dien yang diridhoi oleh Allah. Karena dien ini murni berasal dari Allah, maka banyak banget hal-hal yang selaras dengan fitroh manusia. Misalnya saja fitroh manusia untuk tampil berani dan anti pengecut. So, Islam menciptakan banyak sosok-sosok pejuang berjiwa pahlawan ketika keimanan itu benar-benar meresap dalam diri.
Tak terhitung banyaknya pejuang, pahlawan, syuhada, hero, atau apa pun sebutan mereka yang rela berkorban jiwa raga demi kejayaan Islam saja. Kamu pernah dengar motto ‘Hidup Mulia atau Mati Syahid’? Yupz…motto ini keren banget. Pilihan yang ada sama-sama oke, baik dalam kondisi hidup ataupun mati. Hidup seorang muslim itu harus mulia, tidak boleh terhina sedikit pun juga. Ketika kemuliaan hidup itu tidak didapatkan, maka pilihan mati pun bukan sia-sia tapi menjemput kesyahidan. Yang namanya syahid tentu saja surga donk imbalannya. Keren banget kan?
Kedua pilihan dalam motto di atas, terkandung makna dalam banget tentang aktifitas yang harus dilakukan oleh manusia yaitu berjuang. Berjuang untuk menjadi mulia dalam hidup atau syahid ketika memang ‘harus’ mati. Mulia dalam konteks ini bukan berarti seseorang yang kaya raya, rumah mewah dan jabatan bergengsi. Mulia disini maksudnya adalah mulia dengan Islam dalam segenap aspek kehidupan. Mulia ketika manusia itu hanya tunduk dan taat pada aturan Allah saja.
Pilihan kedua yaitu mati syahid. Kesyahidan disini bukan berarti bebas mengebom rakyat yang tak berdosa seperti yang banyak terjadi di negeri-negeri muslim. BUKAN. Itu mah salah sasaran. Kalo mau ngebom, tempat yang tepat adalah ke Israel yang telah merampas Palestina dan membunuhi banyak kaum muslimin disana, atau kerap dilakukan mujahidin di chechnya dan negeri muslim yang sedang di invasi AS dan sekutunya. Tapi bukan di Indonesia dan mayoritas negeri muslim yang bukan area perang, maka gak boleh donk seenaknya mengebom dan membunuh rakyat sipil.
Kesyahidan disini adalah syahid dalam rangka memperjuangan kembalinya kehidupan Islam yang akan menjalankan seluruh syariat Islam dalam naungan Daulah Khilafah. Loh, yang namanya syahid ya pasti berjihad donk, mungkin itu pikiran kamu. Mana bisa disebut mati syahid kalau bukan berjihad dalam makna perang? Ada hadits Rasulullah SAW yang menyatakan “Penghulu syuhada’ adalah Hamzah bin Abdul Muthallib, dan orang yang berkata di hadapan seorang penguasa yang zalim, lalu dia memerintahkannya (pada kemakrufan) dan melarangnya (terhadap kemunkaran), kemudian penguasa itu membunuhnya.” (H.r. al-Hakim)
Wah…ternyata memerintahkan yang makruf dan melarang yang mungkar di hadapan penguasa yang dzolim bisa meraih 'gelarl syuhada loh.
Dan aktifitas tersebut ada pada yang namanya berdakwah alias menyeru atau mengajak. Jadi, sebagai remaja muslim, kamu kudu rajin mengajak teman-temanmu, keluargamu, guru-gurumu dan siapa saja untuk berbuat makruf dan menjauhi kemungkaran.
Sejak dini, Islam memang mengajarkan pemeluknya untuk menjadi sosok pejuang yang tangguh. Terbukti kan tidak ada alternatif ketiga misalnya untuk menjadi pengecut dengan hidup penuh kehinaan, apalagi mati sebagai pecundang. Ih…naudzubillah. So, tanamkan dalam diri kamu wahai remaja Islam bahwa menjadi pejuang adalah satu-satunya pilihan untuk menempuh kemuliaan hidup atau berkalang tanah dengan predikat syuhada, insya Allah ^_^
Ria Fariana, voa-islam.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!