REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI - Assefa Hunde, 23 tahun, tampil seperti anak muda Finlandia kebanyakan. Ia memelihara kumis tipis, berpakaian ala anak muda, dan menggunakan topi yang kerap digunakan para rapper.
Hunde lahir di akhir 1980-an di Finlandia. Dia generasi kedua keluarga Ethiopia yang ditinggal di negeri itu. Akar agama keluarganya Kristen. "Identitas utama saya Muslim. Dalam hal lain, saya warga dunia, "berkelamin" internasional. Akar saya di Ethiopia, saya lahir di Finlandia, ya...saya warga global," katanya.
Hunde masuk Islam enam tahun. Hunde berusia 18 tahun ketika ia menerima Allah dalam hidupnya. "Saya menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman Muslim. Saya tertarik belajar, dan saya masuk Islam," ujarnya. Sederhana.
Namun makin menyelami Islam, Hunde makin jatuh hati. Apalagi ketika kemudian ia mengikuti tasawuf, yang berfokus pada pemurnian jiwa.
Ketika teman seusianya gamang tentang identitas diri, ia tidak. "Saya mantap memilih Islam. Dia tak sekadar agama, tapi jalan hidup."
Jika semuanya berjalan dengan baik, Hunde akan masuk universitas Islam suatu hari nanti. Kemana? Ia menyebut sebuah Universitas Islam terkenal di Jazirah Arab. "Banyak siswa dari Barat telah pergi ke sana. Ketika mereka telah kembali mereka telah melakukan banyak hal yang baik dalam komunitas mereka," katanya.
Setidaknya ada 45 ribu Muslim di Finlandia. Kebanyakan dari mereka adalah Sunni. Hanya ada beberapa ribu Syiah di Finlandia. Sebagian besar adalah imigran yang tiba pada awal 1990-an. Pertama yang datanglah adaSomalia, kemudian Irak, Kosova, dan Afghan. Namun minoritas Tatar telah menetap di Finlandia sudah di akhir abad 19.Sekarang banyak anak-anak Muslim yang berimigrasi ke Finlandia dalam beberapa dekade terakhir telah dewasa. Beberapa dari mereka telah menjadi sekuler dan terbaratkan, sementara banyak tadinya bukan Muslim, malah menjadi Muslim, seperti Hunde.