Moammar Qaddafi berbicara di depan pendukungnya, semalam, dan disiarkan langsung di televisi nasional
REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - "Kekuatan Barat tak bakal mampu mengoyak pertahanan Libya, dan akan berakhir di dalam keranjang sampah sejarah," kata pemimpin Libya, Moammar Qaddafi. Ia memberi semangat pasukannya setelah empat hari terus digempur tentara sekutu yang dimotori Inggris-Prancis dan Amerika Serikat.
Para pemberontak telah mampu mengusir pasukan Qaddafi dari persimpangan kunci Ajdabiyah di timur, sementara tank pemerintah mendominasi dan memaksa keluar pemberontak dari Misrata. Ada risiko besar kebuntuan di lapangan, para analis mengatakan.
Setidaknya dua ledakan terdengar di ibu kota Tripoli Libya sebelum fajar pada hari Rabu, kata saksi Reuters. Tidak ada api anti-pesawat bisa terdengar di kota, dan tidak ada keterangan lebih lanjut segera tersedia.
"Kami tidak akan menyerah," Gaddafi sebelumnya mengatakan kepada pendukungnya membentuk perisai manusia untuk melindungi dirinya di kemahnya di Tripoli.
"Kami akan mengalahkan mereka dengan cara apapun ... Kami siap untuk melawan, apakah itu akan menjadi pendek atau panjang ... Kita akan menang pada akhirnya," katanya dalam siaran televisi, yang merupakan penampilan publik pertama selama sepekan ini.
"Ini serangan dari sekelompok fasis yang akan berakhir di tong sampah sejarah," kata Gaddafi dalam pidato diikuti dengan kembang api di ibukota Libya, dimana massa bersorak-sorai dan menembakkan senjata ke udara.
Pemerintah Libya menyangkal tentaranya melakukan suatu operasi ofensif dan mengatakan pasukannya hanya berjuang untuk mempertahankan diri ketika mereka diserang. Tetapi pemberontak dan penduduk mengatakan tank Qaddafi terus menerus melakukan penembakan terhadap Misrata di barat, menewaskan 40 orang pada hari Senin dan juga menyerang kota kecil Zintan di perbatasan dengan Tunisia.