REPUBLIKA.CO.ID, JERMAN--Studi dari para ahli di Jerman Rabu (13/10) kemarin mengungkapkan bahwa rasisme telah berkembang luas di Jerman, ditengah-tengah perdebatan seputar imigrasi, terutama dari kaum muslim, yang terus menyulut kemarahan di dalam negara Jerman.
Studi yang dilakukan oleh Lembaga Friedrich Ebert ini, memperlihatkan bahwa lebih dari sepertiga (34,3%) dari mereka yang disurvei percaya imigran Jerman 16mn atau orang pendatang memilih tinggal di Jerman hanya untuk manfaat sosial.
Sebanyak 35,6% berpikir Jerman sedang "dibawa lari oleh pendatang" dan lebih dari sepersepuluhnya menyerukan 'Fuehrer' untuk menjalankan negara "dengan tangan yang kuat". "Sekitar 32% dari orang mengatakan mereka setuju dengan pernyataan bahwa para pendatang harus kembali ke negaranya ketika pekerjaan tidak ada".
"Pada tahun 2010, telah ada peningkatan yang signifikan dalam sikap anti-demokratis dan rasis. Kami mengalami titik balik dramatis," ungkap peneliti Elmar Braehler dan Oliver Decker.
Sikap Partai Kanan Jauh tidak hanya ditemukan di masyarakat Jerman, tetapi "pada tingkat yang mengkhawatirkan di tengah masyarakat," kata laporan itu. Lebih dari setengah (58.4%) dari 2.411 orang disurvei berpikir sekitar 4mn Muslim di Jerman harus memiliki sikap dan mempraktikkan agamanya secara nyata.
Friedrich Ebert Foundation memiliki hubungan dekat dengan Demokrat Sosial kiri tengah. Studi ini mensurvei 2.400 responden dengan usia 14 sampai 90 tahun.