REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Pekan ini Quick memulai langkah baru. Restoran cepat saji di Prancis ini, menyajikan menu burger halal di sebanyak 22 outlet miliknya. Mereka tak hanya ingin menghormati kebutuhan makanan halal warga Muslim Prancis. Tapi juga menggarap potensi pasar makanan halal yang sangat besar.
Dan Quick, jaringan restoran cepat saji kedua terbesar setelah McDonald ini ingin pula mencicipi gelimang keuntungan dari pasar makanan halal. Berdasarkan studi yang dilakukan agensi pemasaran, Solis, menunjukkan penjualan makanan halal setiap tahunnya diperkirakan mencapai 5,5 miliar euro atau 7 miliar dolar AS.
Apa pun motifnya, warga Muslim di Prancis menyambut hangat burger halal yang disajikan Quick. Mereka mendapatkan alternatif menu halal. Di sisi lain, ada fakta bahwa pimpinan masjid utama di Prancis, yaitu Masjid Paris, memandang apa yang dilakukan Quick belum sempurna dalam menyajikan burger halal bagi Muslim.
Cheikh Al Sid Cheikh, salah satu pimpinan Masjid Paris menyatakan, kalau memang Quick serius, mestinya mereka melangkah dengan sepenuh hati. Ia mengungkapkan, daging yang digunakan Quick dalam burger mereka besertifikat halal. Sayang, bahan lainnya belum diketahui kehalalannya. Apakah juga besertifikat halal.
"Bahan lainnya harus divalidasi juga," kata Cheikh seperti dikutip Associated Press, Kamis (2/9). Jadi, tak diragukan lagi kehalalannya. Ia juga mempertanyakan apakah daging yang digunakan berasal dari hewan yang disembelih sesuai syariat Islam. Misalnya, dibacakan basmallah dan menghadap ke arah Makkah saat penyembelihan.
Merespons tuntutan ini, Quick menyatakan mereka tak bertujuan membuat outlet mereka menjadi restoran halal sepenuhnya. Sajian lain yang tak boleh dikonsumsi oleh Muslim tetap. "Bir misalnya, masih tetap menjadi salah satu sajian restoran kami," kata juru bicara Quick, Valerie Raynal.
Fateh Kimouche, pendiri laman yang diperuntukkan bagi konsumen Muslim Prancis, Al-Kanz, menyatakan 40 hingga 50 outlet di Prancis yang menawarkan menu halal tak bersikap ketat. Mereka tak mempunyai pengawas untuk memverifikasi apakah semuanya telah sesuai dengan hukum Islam.
Menurut dia, situasi semacam itu bisa menyebabkan skandal. Ia menyebutnya sebagai halal-gate. Kimouche mengungkapkan pula bahwa hingga 90 persen daging berlabel halal tak benar-benar halal. Sebab, terkadang daging itu berasal dari hewan yang disembelih tak sepenuhnya sesuai dengan syariat Islam.
Dalam pandangan Kimouche, keputusan Quick menyediakan menu halal bagi konsumennya kelak membangun kesadaran dan bisnis, terutama terkait dengan betapa penting dan potensialnya pasar makanan halal di Prancis. Hal itu memang diakui oleh manajemen Quick.
Menurut Quick, delapan outlet mereka yang telah terlebih dahulu menyediakan makanan halal mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan. Terutama dalam delapan bulan terakhir ini. Tak heran, jika mereka kemudan menambah outlet yang dilengkapi dengan menu halal.