REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH--Kebanyakan keluarga di Jeddah, paruh kedua bulan Sha'ban, hampir dianggap sebagai bulan suci Ramadhan yang baru akan dimulai sekitar 11 Agustus 2010.
Ribuan keluarga sudah mulai puasa dan memasak hidangan yang dianggap khas untuk Ramadan.
Kaum muslim yang masih memiliki 'hutang puasa' pada ramadhan sebelumnya segera menyelesaikan pada bulan sha'ban, sehingga mereka dapat memulai Ramadhan dengan bersih. Hal ini sering terjadi pada kaum wanita.
Kebiasaan di Arab, jika perempuan sedang berpuasa maka anggota keluarga yang lain juga ikut puasa.
Bertepatan dengan Ramadhan dan liburan sekolah tahunan yang bersamaan, orang sudah mulai keluar di malam hari dan tidur terlambat, begitulah kebiasaan di bulan Ramadan.
"Meskipun puasa ramadhan saya tahun lalu tidak terputus, sekarang saya juga ikut berpuasa bersama para wanita di rumah tangga saya karena itu membuat puasa di bulan Ramadan lebih mudah," kata Abu Khaled, yang berasal dari Jeddah.
Dia menambahkan bahwa ramadhan ini akan di rumah saja, karena makanan dan minuman khas Ramadhan sudah dipersiapkan.
Seorang salesman dari rumah makan khas Ramadhan katanya akan membuka kiosnya dua minggu sebelum Ramadan tiba, bahkan pada 10 hari terakhir dari Sha'ban ia mampu menjual banyak minuman jus, samosa, dan daging.
Kotamadya Jeddah juga telah mengeluarkan izin sementara untuk mendirikan kios selama bulan Ramadan di semua kabupaten di seluruh kota. Hal ini untuk membantu banyak orang yang menganggur atau berpenghasilan rendah untuk mendapatkan uang.
Mereka, dihimbau agar peduli dan berhati-hati untuk tidak menimbulkan sampah di jalan-jalan dan membuat masalah lalu lintas.
Supermarket juga melihat adanya "demam membeli" di bulan Ramadhan, terutama karena banyak orang menerima gaji mereka bulan Juli di paruh kedua Sha'ban.
"Kami bekerja lembur untuk mengatasi pembelian besar-besaran oleh para pelanggan untuk persiapan Ramadhan. Orang-orang membeli makanan, minuman, kue-kue dan manisan dalam jumlah besar, "kata seorang kasir di sebuah hypermarket.