REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Guna menghormati komunitas Muslim Inggris di Stoke-onTrent, Dewan sekolah di kawasan tersebut menjadwal ulang ujian dan membatalkan sejumlah jadwal pelajaran pada bulan September. Adapun pelajaran yang dibatalkan adalah pelajaran berenang dan pendidikan seks. Meski begitu, tak sedikit pihak yang menilai dewan sekolah terlalu bersemangat dan menyebabkan anak-anak lain tidak memiliki kegiatan.
Salah seorang pendiri Kampanye melawan Pembenaran Politik, John Midglet mengungkap seharusnya dewan sekolah harus mendengarkan penilaian orang tua, siswa dan guru tentang Ramadhan. Ia menilai seharusnya dewan sekolah mampu memenuhi apa yang terjadi di sekolah-sekolah tanpa membuang-buang waktu. "Saran itu bisa kontra-produktif dan mendorong penolakan Muslim di kota itu," tukasnya seperti dikutip Dailymail, Senin (12/7).
Dukungan datang dari anggota Dewan Sekolah, Ruth Rosenau. Menurut dia, masyarakat Stoke-on-Trent merupakan masyarakat multikultural. Karena itu, dirinya meminta guru untuk lebih menyadari dan mengakomodasi orang-orang Muslim. "Ini bukan aturan yang akan diperkenalkan, tetapi sekolah meminta saran lebih fleksibel dalam cara mereka berhubungan dengan Ramadhan," katanya.
Sebagai informasi, Stoke-on-Trent merupakan kawasan dengan jumlah komunitas Muslim yang cukup banyak. Survei terakhir tahun 2001, komunitas Muslim di kawasan tersebut mencapai 3.2 persen dari populasi. Tercatat, dari 89 sekolah di kawasan produsen tembikar itu, banyak terdapat siswa beragam Muslim.
Ramadan tahun ini akan berlangsung antara 11 Agustus dan September 9. Di berbagai belahan dunia, sebagian besar siswa diliburkan. Mereka hanya akan berada di sekolah selama seminggu terakhir. Khusus di negara-negara Barat, pola tersebut tidak berlaku. Namun, sejumlah negara seperti Inggris mulai menyesuaikan agenda pendidikan dengan bulan suci Ramadhan.