REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, Dubes Dian Triansyah Djani, mengatakan, meskipun keanggotaan Indonesia di Dewan HAM berakhir Juni, namun Indonesia akan terus memberikan kontribusi positif dan aktif dalam Dewan HAM.
Saat menyampaikan pidato perpisahan di Sidang Dewan HAM PBB, demikian Sekretaris Pertama Bidang politik PTRI Jenewa Kamapradipta I, Rabu, Djani mengatakan Indonesia terhormat karena menjadi salah satu pendiri Dewan HAM pada 2006."Kontribusi dan peran Indonesia sebagai bentuk sumbangsih terbaiknya memperkuat sendi-sendi dan landasan Dewan HAM telah mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat internasional," kata Djani.
Dia mengatakan, masa keanggotaan selama ini telah menjadi proses pembelajaran sangat berharga bagi Indonesia dan akan mendorong Indonesia untuk memastikan jaminan penghormatan terhadap HAM sebagai prioritas dalam agenda kebijakan dalam negerinya.
Dalam Dewan HAM PBB itu, Indonesia berperan dalam memperkuat institusionalisasi lembaga baru PBB itu, menjadi jembatan penghubung dan memberikan kontribusi nyata dalam berbagai pembahasan dan pencarian solusi terhadap isu-isu yang berkaitan dengan HAM.
Isu-isu itu adalah pemajuan dan perlindungan hak migran, hak perempuan, hak anak-anak, hak kelompok rentan dan memberikan kontribusi pemikiran dalam pembahasan isu tematis lainnya seperti dampak krisis pangan, keuangan dan perekonomian global terhadap pemenuhan HAM.Pada 2007, Indonesia terpilih menjadi anggota Biro Komite Persiapan Durban Review Conference periode 2007-2009 untuk membahas isu rasisme dan diskriminasi pada tingkat global.
Indonesia juga menjadi salah satu negara paling awal yang menyampaikan pelaporan di bawah mekanisme Universal Periodic Review (UPR), suatu mekanisme HAM untuk mengkaji perkembangan HAM seluruh negara anggota PBB."Indonesia akan kembali mencalonkan diri sebagai anggota Dewan HAM pada tahun 2011 dan berharap upaya ini dapat dipertimbangkan secara positif oleh masyarakat internasional," kata Djani.