REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES--Semula, Ginger McGuire menyangka masih dalam penerbangan dari Washington DC ke Philadelphia. Namun ia curiga saat seluruh penumpang tak ada di pesawat kecuali dirinya seorang. Belakangan ia menyadari, ia satu-satunya penumpang yang tertinggal di pesawat yang terkunci, setelah empat jam mendarat.
Maka tak ada ampun untuk apa yang dianggapnya sebagai "sebuah kelalaian besar", ia pun mengugat maskapai United Airlines yang ditumpanginya. Ia menuntut ganti rugi atas apa yang dialaminya; "terpenjara" di pesawat, penderitaan fisik dan psikis, serta waktu yang terbuang akibat kelalaian itu.
Menurut pengacaranya, Geoffrey Fieger, McGuire tertidur dalam penerbangan United Express pada larut malam dari Washington DC ke Philadelphia. Dia tetap pulas ketika 50 penumpang lainnya meninggalkan pesawat setelah mendarat pukul 00.27 waktu setempat.
Sebetulnya, seorang awak mengetahui ada orang di dalam pesawat, namun ia membiarkannya terkunci di dalam karena diduga teroris. Petugas kepolisian datang untuk menangkap "teroris" itu, dan saat itulah McGuire terbebas dari pesawat.
"Kami bekerja sama dengan mitra kami Trans State Airlines untuk menyelidiki penyebab dan memperbaiki situasi dengan dia," kata juru bicara United Airlines, Sarah Massier.
Tak seorang pun di unit UAL Corp segera tersedia untuk komentar. Fieger adalah pengacara terkenal AS, yang salah seorang kliennya adalah praktisi eutanasia praktisi, Jack Kevorkian, dan seorang tentara AS yang mengklaim produser film pemenang Oscar perang "The Hurt Locker" mencuri ceritanya.