LONDON--Raja Maroko, Mohammed VI, mengundang Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj untuk berkunjung ke Maroko pada bulan Ramadhan mendatang, demikian keterangan pers KBRI Maroko yang diterima koresponden ANTARA London, Minggu. Undangan Raja Maroko itu disampaikan oleh Menteri Wakaf dan Urusan Islam Maroko melalui Dubes Maroko untuk Indonesia Mohammed Majdi yang didampingi Sekretaris I Kedubes Mostafa Nakhlaoui, kepada Said Aqil di kantor PBNU Jakarta.
Said Aqil dalam kesempatan itu menyatakan setuju dan memenuhi undangan Raja Maroko tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap NU. Dalam undangan tersebut Said Aqil diminta untuk menyampaikan ceramah agama di hadapan raja dan ulama-ulama dari seluruh dunia pada acara Durus Hasaniyyah yang bertema "Pemeliharaan Agama dan Kepercayaan di Negara-negara Demokratis".
Ketua Umum PBNU menyatakan kesediaannya. Jika kegiatan itu terlaksana Said Aqil Siradj akan menjadi orang Indonesia pertama yang akan menyampaikan ceramah agama di hadapan Raja Maroko. Dalam kesempatan itu Dubes Maroko menyampaikan, Maroko dan Indonesia akan meningkatkan kerja sama khusus di bidang agama agar tercipta prinsip-prinsip toleransi sesuai dengan pemikiran yang dikembangkan oleh NU.
Said Aqil didampingi Sekjen PBNU H Iqbal Sullam dan juru bicara ICIS Ahmad Ridho mengusulkan agar dibangun masjid, sekolah atau rumah sakit dengan menggunakan nama Raja Muhammad As-Sadis. Usul tersebut disanggupi Dubes Mohammed Majdi. "Kami akan menyampaikan usulan ini kepada Raja Maroko dan NU diharapkan menyediakan tanah wakaf dan menyiapkan rencana tersebut," katanya.
Pihak Maroko juga berharap ada karya ulama Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan diedarkan di negara-negara Arab sehingga menjadi khasanah Muslim di negara-negara Arab dan khususnya di Maroko. Menurut Said Aqil, karya ulama Indonesia sudah banyak yang diterbitkan dalam bahasa Arab dan dikaji di berbagai negara Muslim seperti Maroko. Banyak karya ulama Indonesia yang menjadi rujukan seperti karya Syekh Nawawi Banten, Syekh Ihsan Jampes atau Syekh Mahfudz Termas, katanya.