Ahad, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Maret 2010 07:52 wib
1.653 views
Mantan PM Irak Tawarkan Koalisi
BAGHDAD--Mantan Perdana Menteri (PM) Irak, Iyad Allawi, menawarkan diri untuk bekerjasama dengan semua partai guna membentuk pemerintah koalisi. Dia mengatakan, aliansi sekuler Iraqiya yang dipimpinnya akan berunding dengan aliansi PM saat ini, Nouri Maliki.
Mantan PM Irak ini mengatakan, dia telah menunjuk Wakil PM, Rafi al-Issawi, untuk memulai perundingan dengan semua partai dengan harapan dapat membentuk pemerintah 'secepat mungkin'. "Rakyat Irak telah merestui blok Iraqiya dengan cara memilih blok ini," kata Allawi dalam jumpa pers, Sabtu (27/3).
Allawi menambahkan, dia berusaha membentuk pemerintah yang dapat membuat keputusan dan menempatkan kembali Irak pada posisi sebenarnya di dunia Arab dan dunia Islam.
PM Irak, Nouri Maliki, berjanji akan menggugat hasil pemilihan parlemen yang dimenangkan oleh PM Iyad Allawi dengan selisih dua kursi.
Ketika berbicara di televisi nasional, Maliki mengatakan, dia akan menggugat penghitungan suara melalui 'proses hukum'. Blok Allawi yang sekuler memperoleh 91 kursi dari 325 jumlah kursi parlemen, kubu Maliki memperoleh 89 suara. Tempat ketiga diduduki oleh Aliansi Nasional Irak dengan 70 suara.
Namun PM Nouri Maliki tidak bersedia menerima hasil pemilihan dan menyebut hasil tersebut hanya 'sementara'. "Ketika kami memeriksa sebagian kertas pemilihan, kami menemukan sebagian besar dipalsukan," kata Maliki dalam jumpa pers di Baghdad.
"Hal lain adalah para saksi mata Komisi Pemilihan Umum Irak menyebut adanya manipulasi dan menggarisbawahi hal ini dengan nama-nama dan kasus-kasus lain,'' ujar Maliki. ''Ini jelas ada yang cacat dan seharusnya diatasi melalui penghitungan manual.''
Maliki memiliki waktu hingga Senin (29/3) untuk mengajukan pengaduan kepada pejabat pemilihan. Komisi Pemilihan Umum menolak melakukan penghitungan ulang, sementara para pemantau internasional menyebut pemilihan di Irak adil dan dapat dipercaya.
Maliki dilaporkan sedang mengadakan negosiasi untuk bergabung dengan Aliansi Nasional Irak, antara lain terdiri dari pendukung ulama radikal Moqtada al-Sadr. Aliansi Nasional Irak sebelumnya menjadi bagian dari Aliansi Irak Bersatu yang sedang berkuasa, tetapi keluar secara baik-baik sebelum pemilihan. Red: endro
Rep:
Sumber: bbc.co.uk
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!