KABUL--Presiden Afghanistan Hamid Karzai bertemu dengan delegasi dari kelompok militan kedua terbesar di negara itu. Perundingan di Kabul merupakan yang kontak langsung pertama antara Karzai dan utusan khusus faksi Hezb-e-Islami pimpinan mantan PM Gulbuddin Hekmatyar.
Menurut juru bicara pemerintah, Karzai belum memberikan tanggapan terhadap prakarsa perdamaian dari kelompok itu dalam perundingan dua hari. Wartawan BBC menyebutkan, perundingan dengan kelompok perlawanan dipandang penting untuk menjaga perdamaian meskipun kesepakatan masih jauh untuk diwujudkan.
Militan Hezb-e-Islami terutama berpangkalan di Afghanistan timur dan memiliki tujuan utama yang sama dengan Taliban, kelompok militan terbesar di negara ini. Namun belakangan terjadi ketegangan antara kedua kelompok itu terbukti dengan adanya bentrokan di Afghanistan utara.
Pengamat menyatakan, perundingan di Kabul mungkin sifatnya masih awal namun terjadi ketika banyak perubahan dalam politik Afghanistan. Perkembangan baru di Afghanistan itu antara lain, pertemuan pemimpin suku akan berlangsung bulan depan dan penambahan pasukan AS sedang berlangsung.
Mantan utusan khusus PBB untuk Afghanistan Kei Eide hari Jumat membenarkan telah mengadakan pertemuan rahasia dengan pemimpin utama Taliban setahun ini. Afghanistan dan dari mitra asing kini menganggap kelompok perlawanan harus menjadi bagian penyelesaian damai. Fakta membuktikan, operasi militer tidak cukup untuk menciptakan perdamaian di Afghanistan.
Delegasi lima orang Hezb-e-Islami dipimpin mantan PM Afghanistan Qutbuddin Helal yang menjadi wakil Hekmatyar. Kedua pihak sudah mengadakan kontak namun inilah pertemuan tingkat tinggi pertama.
"Saya dapat mengukuhkan sebuah delegasi Hezb-i-Islami di Kabul dengan sebuah rencana dan telah bertemu dengan Presiden," demikian kantor berita Reuters mengutip juru bicara Karzai.
Di antara tuntutan kelompok ini adalah penarikan pasukan asing dari Afghanistan pertengahan tahun ini. Ini berarti satu tahun lebih awal dari waktu yang diusulkan Presiden AS Barack Obama mengenai penarikan pasukan.
Kelompok ini juga meminta pemilu digelar dalam satu tahun dan konstitusi baru. "Syarat utamanya adalah pemberdayaan Presiden Karzai dalam melakukan perundingan dan membuat keputusan," kata jubir Hekmatyar Wali Ullah. Pasukan pendudukan yang agresif juga harus mengumumkan jadwal meninggalkan Afghanistan, katanya.