Kamis, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 21 Januari 2021 12:52 wib
3.175 views
Legislator Berharap Komjen Listyo Sigit Bawa Perubahan di Tubuh Polri
JAKARTA (voa-islam.com)--Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS Aboebakar Al-Habsy menanggapi penunjukan tunggal Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Calon Kapolri dalam Uji Kepatutan dan Kelayakan yang digelar, Rabu, (20/01/2021).
“Selamat atas diusulkannya Komjend LSP sebagai calon Kapolri yang hari ini telah menyelesaikan uji kepatutan di Komisi III. Ada empat pekerjaan rumah yang menunggu beliau saat nanti menjadi Kapolri baru,” ungkap pria yang akrab disapa Habib Aboe ini.
Pertama, kata Habib Aboe, penunjukan LSP ini melanjutkan reformasi di kepolisian. Hal ini perlu dilakukan, untuk lebih meningkatkan performa institusi Polri dalam menjalankan tugasnya.
“Secara khusus reformasi ini perlu menguatkan independensi Polri. Ini untuk menjawab persoalan yang disampaikan salah satu penyidik KPK Novel Baswedan yang menyatakan bahwa banyak faksi di Polri yang sarat kepentingan dan saling menyandera. Sehingga Pimpinan Polri tidak berani mereformasi Polri menjadi institusi yang dipercaya,” papar Habib Aboe yang tetap mengikuti Fit and Proper Test melalu online meski masih dalam pemulihan.
Artinya, imbuh Habib Aboe, ada dua hal yang saling terkait, yaitu independensi dan soliditas. “Sepanjang institusi bekerja tegak lurus menjalankan tugas secara independent, maka soliditas korps akan bisa terjaga dengan baik,” tegasnya.
Sebaliknya, kata Habib Aboe, jika ada yang tengak-tengok, maka masing-masing personel akan bekerja untuk kepentingan pribadi atau kelompok sehingga tidak ada lagi soliditas di korps Polri.
“PR Kedua adalah mengembalikan kepercayaan publik terhadap Polri, Kepercayaan publik terhadap Polri menjadi salah satu isu penting yang sepertinya perlu mendapat atensi Kapolri terpilih. Mengingat tahun kemarin banyak sekali kejadian yang membuat publik melongo,” terangnya.
Misalkan saja, katanya, Bagaimana mungkin dokumen surat bebas Covid-19 untuk Djoko Tjandra yang seorang DPO ternyata diterbitkan oleh Pusdokkes Polri.
“Ada lagi surat jalan yang dikeluarkan oleh Biro Koordinasi dan Pengawasan PPNS Polri untuk Djoko Soegiarto Tjandra,” imbuhnya.
Tentunya, ungkap Aboe, kejadian-kejadian yang demikian membuat publik merasa pesimis dengan semangat reformasi polri maupun profesionalisme Polri.
“Dampaknya pasti akan menurunkan public trust, karenanya hal ini perlu diperbaiki oleh Komjend LSP,” ungkapnya.
PR Ketiga, tambahnya, adalah membuktikan bahwa Polri memiliki hubungan hangat dengan seluruh komponen bangsa.
“Karena akhir-akhir ini sebagian pihak menilai bahwa saat ini Polri kurang dekat dengan ummat, bahkan sebagian lagi menilai Polri kerap tajam terhadap ummat,” paparnya.
Jika kita lihat, urainya, selama ummat Islam cukup dewasa menghadapi perbedaan keyakinan. Terbukti ummat Islam tidak menyoal latar belakang agama dari Kapolri terpilih.
“Tentu ini menunjukkan kualitas kedewasaan sikap dalam pluralisme bangsa ini. Artinya, selama ini kelompok-kelompok Islam sebenarnya tidak pernah meributkan faktor keagamanan seseorang, dan mereka sangat menghormati perbedaan keyakinan dalam kerangka bhineka tunggal ika,” pungkas Sekjen DPP PKS ini.
PR Keempat, terang Aboe, Kapolri terpilih perlu menjamin bahwa tugas Polri dilaksanakan secara professional dengan menggunakan pendekatan yang humanis.
“Sebagai catatan bahwa tahun kemarin Kontras menyatakan Polri diduga terlibat dalam 921 kekerasan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) sepanjang Juli 2019 sampai Juni 2020. Dari peristiwa itu, 1.627 orang luka-luka dan 304 orang tewas. Kejadian lain yang menjadi perhatian publik adanya extra judicial killing di KM 54 pada bulan Desember 2020,” ujar Ketua Majelis Kehormatan Dewan DPR RI ini.
Situasi ini, ungkapnya, membuat kita sebagai anggota Komisi III yang menjadi mitra Polri selama ini banyak sekali dimintai penjelasan oleh masyakat soal isu-isu demikian.
“Misalkan kenapa penanganan demo kok represif ? Kenapa pelanggaran prokes sampai dibuntuti ? kenapa pelanggaran prokes sampai membuat 6 nyawa melayang ?”, tanya Habib Aboe.
Kami sendiripun, katanya, selama ini mengalami kesulitan untuk memberikan berbagai penjelasan kepada masyarakat.
“Oleh karenanya untuk selanjutnya, pendekatan yang profesional dan humanis oleh Polri perlu lebih dikedepankan. Sehingga Polri melindungi dan mengayomi akan semakin dirasakan masyarakat,” tutup Habib Aboe.* [Ril/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!