Kemenangan Ustaz Alfian, Fahri: Kenapa Kalau Presiden Ngawur Ceramahnya gak Diadili?

JAKARTA (voa-islam.com)- Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah menyatakan bahwa selama ini yang justru ngawur dalam menyampaikan ceramah adalah pejabat, bukan para ustaz. Apalagi para ulama.

“Kenapa kalau presiden ngawur ceramahnya gak diadili? Atau menteri, atau ketua umum partai? Atau yang lain, yang sudah dilapor tapi bebas? Kenapa yang dituduh hate speech cuma ulama?” tanya Fahri, Kamis (31/5/2018), di akun Twitter pribadi miliknya, dengan menggunakan (tagar) #StopAdiliCeramah.

Fahri mencuitkan di atas dalam rangka kemenangan ustaz Alfian Tanjung yang divonis bebas oleh pengadilan belum lama ini. Dan ini berharap dari kasus ustaz Alfian, tidak ada lagi kriminalisasi ke para penceramah.

“Semoga kemenangan #AlfianTanjung menjadi tonggak berakhirnya kriminalisasi kepada ceramah dan opini. Opini harusnya dijawab opini, data dilawan pakai data.”

Ia berharap ke depan tak ada lagi yang nampak mengandalkan aparat dengan mengenyampingkan data untuk, misal dugaan tuduhan. “Menjadi bahaya apabila semua dilawan pakai polisi dan aparat negara. #SaveAkalSehat.

Percayalah, yang sedang terjadi ini adalah kegalauan dan kegamangan pemimpin menghadapi demokrasi dan kebebasan. Gak tahu caranya! Serahkan ke orang yang ngerti cara hadapi demokrasi dan kebebasan rakyat. Gampang kok.” (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Media Sosial dapat Menjadi Kekuatan Ciptakan Solusi di Pemilu
• Gaji BPIP: Jokowi Sejahterakan Elite, Sengsarakan Rakyat
• Tercecernya e-KTP, Ustaz Tengku: DPR mesti Buat Pansus, kalau Perlu Buat Hak Angket
• Tokoh Agama dan Pengamat Politik Setuju Mantan Napi Koruptor Tidak Boleh Nyaleg
• Begini Rasa Syukur Yusril ketika Ustaz Alfian Tanjung Dibebaskan
• Pemerintah Bermain Api jika Anggap e-KTP Tercecer adalah Masalah Kecil
• Dampak Tercecernya e-KTP, Pilkada 2018 pun menjadi Taruhan Pilpres 2019
• Jaminan Hak Pilih Masyarakat Diragukan paska Tercecernya e-KTP