Bentrok di Mako Brimob, Ustadz Oemar Mita: Fokus kepada Api Pemicu Bukan Asap

JAKARTA (voa-islam.com) - Kasus bentrokan yang terjadi di Mako Brimob Selasa malam kemarin (8/5/2018) menurut ustadz Oemar Mita haruslah dilihat dari pangkal persoalan apa yang menjadi penyebab insiden itu terjadi.

Jangan sampai umat Islam lebih sibuk meributkan asap tanpa melihat api yang memicu hal tersebut terjadi. Menurutnya setiap berita apapun yang sampai kepada kaum Muslimin, wajib untuk ditabayunkan terlebih dahulu.

"Segala sesuatu itu pasti ada pemicunya tidak mungkin ada asap kecuali ada api yang mengiringinya. Dan sudah kewajiban kita memastikan pemicunya apa dan jangan melebar kepada asapnya tapi fokus kepada apinya," ujar ustadz Oemar Mita ketika diwawancarai voa-islam.com disela-sela acara peluncuran kapal dakwah bahtera Mardhatillah Nuu Waar AFKN, Rabu siang (9/5/2018) di pantai Marina, Ancol, Jakarta Utara.

Beliau juga meminta umat Islam dalam menyikapi insiden bentrokan di Mako Brimob dengan tenang dan mengetahui secara pasti apa api yang menyebabkan percikan ini terjadi. Menurut beliau, memastikan api yang membuat percikan itu sangat penting supaya umat tidak terjebak kepada asap yang timbul dari kasus tersebut.

"Memastikan percikan itu penting supaya kita tidak terjebak kepada asap tetapi fokus kepada apinya. Terkadang kaum Muslimin itu suka meributkan asap tapi tidak fokus kepada api," tandas beliau.

Simak videonya:

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Mako Brimob Rusuh, Napi Kasus Terorisme Bentrok dengan Aparat
• GBK Berubah Nama? Sindiran Yusuf Mansur dan Kekesalan Politisi: Indonesia Bisa Berubah Indocina
• Jawaban Yusril ketika Ada Anggota HTI ataupun FPI yang Bergabung ke PBB
• Eksepsi HTI Ditolak di PTUN, Kuasa Hukum: Jangan Gembira Dulu
• Ketum PAN Zulkifli Hassan Bertemu Gatot Nurmantyo, Ini yang Dibicarakan
• Relawan #2019GantiPresiden Diintimidasi, Mardani akan Lapor ke Komnas HAM
• Dolar 14.000, Politisi: Baiknya Jokowi Kibarkan Bendera Putih
• Politisi: KPK jangan jadi Banci Kaleng kala Dengar Nama Puan di Kasus e-KTP