Kamis, 17 Jumadil Akhir 1446 H / 26 April 2018 19:15 wib
3.609 views
Siapa yang Membuka, Menutup, dan Menginisiasi Pertemuan Tim 11 dengan Jokowi?
JAKARTA (voa-islam.com)- Tim 11 Ulama Alumni 212 mengakui bahwa pertemuan dengan Joko Widodo pada hari Ahad lalu sejatinya diinginkan terbuka. Bahkan Tim 11 mengatakan siap terbuka dengan membuka forum antara ulama 212 dengan Jokowi.
"Tolong wartawan tanya pada presiden, ya? Sebab kami inginnya terbuka. Yuk kita dialog terbuka antara pemerintah dengan para tokoh ulama 212. Jadi sekali lagi silahkan tanyakan ke presiden. Kami siap terbuka. Tidak ada rahasia. Jika perlu kita buka forum terbuka antar pemerintah dengan tokoh ulama 212," kata Misbahul Anam, Rabu (25/4/2018), di Jakarta.
Hal sekiranya senasa juga tak dimasalahkan oleh ustaz al-Khaththath ketika pertemuan itu dipersoalkan tertutup atau terbuka. Hanya saja, anggapan ulama saat itu tertutup karena HP dan awak media tidak ada.
"Kita sebenarnya posisinya mau tertutup boleh, mau terbuka boleh. Tapi kita memandang, karena semua HP kita diminta, tidak boleh dibawa, pemahaman kita berarti itu tertutup. Kalau sudah tertutup berarti kan tidak boleh terbuka.
Makanya kita tidak memberitakan apapun. Seandainya terbuka, dan pertemuan itu tidak dimaksud tertutup maka ketika kita keluar dari ruangan pasti sudah disediakan wartawan untuk konferensi pers," katanya.
Pertemuan tersebut pun diakui oleh Anggota Tim 11 Ulama Alumni 212, Usamah Hisyam karena diawali dari rapat terkait habib Rizieq. "Ini berawal dari rapat jelang kepulangan habib Rizieq pada 21 Februari yang direncanakan kembali ke Indonesia.
Satu minggu sebelumnya, sekitar tanggal 12 Februari kita mengadakan rapat bagaimana agar kepulangan habib Rizieq ini bisa menjadi lancar, aman, tertib dan bisa terlaksana dengan baik maka kita sepakat perlu segera memberikan penjelasan yang utuh kepada Bapak Presiden tentang masalah kriminalisasi ini.
Dan pada saaat itu, kita ulama, atas inisiasi Husni Tamrin (Abitam) dan mendapat persetujuan habib Rizieq di Mekkah, kita laporkan untuk bisa menemui Bapak Presiden. Dan saya sebagai Ketum Parmusi diamanatkan oleh Tim untuk menghubungi istana.
Kenapa? Karena saya tahun lalu, saya hampir setiap bulan ketemu presiden, ya, walaupun melakukan aksi 212 untuk Aksi Bela Islam, karena saya punya hubungan silaturahim dengan beliau, dan itu dilakukan namun pada saat itu karena beberapa kesibukan akhirnya pertemuan itu gagal," akunya saat konferensi pers pula di Jakarta. (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!