Rabu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Maret 2018 12:29 wib
4.517 views
Untuk Ganti Presiden 2019, Jangan lagi hanya Melihat Kesederhanaan
JAKARTA (voa-islam.com)- Masyarakat diseru agar di Pilpres 2019 nanti untuk tidak lagi memilih calon yang hanya berkulitkan kesederhanaan.
“Jika selama ini rakyat memilihnya karena pesona pribadi, ganteng, sederhana, pandai, figur, tegas, dan lain-lain. Kita inginkan kompetisi yang lebih substansi, menelisik karaker kepemimpinannya, kualitas kepribadiannya, track record, termasuk kebijakan, program hingga kecenderungannya,” kata Mardani Ali Sera, Selasa (27/3/2018), melalui akun Twitter pribadi miliknya.
Dan menurutnya itulah isi dari gerakan dari ganti Presiden 2019 mendatang. Pun menurutnya itu (ganti presiden) adalah salah satu merawat demokrasi. “Karena itu Esensi gerakan #2019GantiPresiden adalah sehat dan baik bagi demokrasi. Berkompetisi yang lebih substantif, menyelesaikan problem bangsa, gagasan tentang hutang negara, bagaimana gagasan soal dunia usaha, gagasan soal demokrasi yang makin terancam.”
Sebelumnya, Mardani menyebut gerakan ganti Presiden bagian dari pendidikan politik bagi rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi untuk memilih yang terbaik.
Jadi, gerakan 2019 ganti Presiden itu menurutnya merupakan antitesa dari gerakan yang sudah bergulir yaitu ‘Dua Periode’ untuk Pak Jokowi. “Ini juga gerakan sah, legal dan konstitusional. Karena demokrasi justru memerlukan kompetisi.”
Dibanding liga Inggris atau Piala Dunia 2018 sekalipun, lanjutnya, kompetisi Pilpres 2019 justru jauh lebih penting, lebih signifikan dan berimpact tinggi bagi rakyat Indonesia. “Memang gerakan #2019GantiPresiden kesannya seperti 'kejam', tapi bahasa lugas kadang diperlukan agar kita sadar. Dan karena itu pula sejak awal, kami memperkirakan akan ada reaksi.” (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
- Gerakan Ganti Presiden 2019 Terus Digaungkan, Mardani: Sah, Legal, dan Konstitusional
- Parlemen Indonesia Minta PBB untuk Kembalikan Hak Palestina seperti 1967
- Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Fadli sebut Trump Cermin Kegagalan Pemimpin Global
- Parlemen Indonesia himbau Masyarakat Dunia Hukum Trump atas Kebijakannya Ini
- Jadikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Parlemen Indonesia: Keputusan Trump Tidak Manusiawi
- Anies Disemprit karena Tutup Jalan, Wakil Ketua DPRD Minta Ombudsman Bersikap Adil
- Antara Perhatian dan Kesempatan, Politisi Demokrat Bicara Strategi Ganti Presiden 2019
- Hoax yang Tak Ada Habisnya, Baiknya Bicara Geopolitik dan Pertemukan PS, AHY, dan GN di Forum