Polarisasi Isu Agama Ada yang Pelihara, Siapa Mereka?

JAKARTA (voa-islam.com)- Akan membahayakan Kebhinekaan apabila oknum atau orang yang berpengaruh memaksakan hal salah untuk memisahkan mana atas nama moderat, mana yang bukan.

"Mengelola atau memperlakukan, atau memisahkan dengan cara yang salah antara Islam moderat dan ....radikal, bisa membahayakan kebhinekaan," kata Andi Arief, mantan Staf Khusus Presiden SBY, di akun Twitter pribadinya.

Yang ia lihat, malah makin menjadi-jadi penisbatan atas nama identitas belakangan ini. Seharusnya pemerintah sibuk dengan kerjanya, malah menurutnya akan terhalang dengan isu-isu identitas.

"Makin panjang ini polarisasi 'identitas'. Entah kapan mencairnya.

Harusnya Jokowi bekerja keras untuk selamatkan keadaan."

Banyak infrastruktu yang terbengkalai akan kian tidak terurus apabila isu identitas di atas terus bergerak. Bahkan Jokowi selaku Presiden dianggap akan menemukan kesulitan melihat kekurangan infrastruktur yang ada.

"Jalan tol dan jembatan rusak bisa dengan cepat dibangun kembali. Namun, konflik akibat politik identitas tidak semudah itu, Pak Jokowi Yth."

Belakangan ini, sebagian publik mungkin tidak pungkiri bahwa paska penista agama divonis 2 tahun penjara, oknum-oknum tertentu nampak "memainkan" isu-isu identitas. Padahal, NKRI soal identitas sudah tidak perlu lagi dibahas karena sudah dinilai cukup dewasa soal itu. (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Ide Hapus Pasal Penodaan Agama, Pengamat: Itu Ide Anti Agama
• Ahok Spesial ''Minta Penangguhan'' Pengamat: Tidak Bisa!
• Inikah Aktor yang Kriminalisasi Ulama dan Tokoh Islam?
• Presidium 212 Berharap Tiga Jabatan Ini Tidak Lagi Intimidasi Ulama/Rakyat
• Alumni 212 Menduga Kriminalisai Ulama Ada Campur Tangan Penguasa
• YLKI: Pengerudukan Bandara Manado adalah Pelanggaran Berat
• Pakar Hukum Trisakti: JIka Pasal 156a KUHP Dihapus, Makin Banyak Penodaan Agama
• Anggota DPR Sodik Mudjahid: Jangan Dibalik, Penista Agama Dianggap Toleran