Senin, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Agutus 2016 06:37 wib
6.523 views
Ada Isu Konspirasi di Kementerian ESDM Paska Archandra Lengser
JAKARTA (voa-islam.com)- Paska hengkangnya Archandra Tahar sebagai Menteri ESDM menyisakan pertanyaan seputar perusahaan Amerika Serikat, Freeport. Ada kabar bahwa selama menjabat 20 hari itu, Archandra telah menandatangani perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia. Ada pula yang tidak menilai demikian.
Akan tetapi, menurut pengamat Ekonomi Energi UGM dan Mantan Anggota Tim Anti Mafia Migas, bila saja jabatan itu diartikan tidak ada hubungannya dengan integritas, maka kemungkinan perpanjangan kontrak bisa saja terjadi. "Langkah tepat Archandra Tahar itu diganti. Karena jika tidak, maka akan berlarut-larut. Selain integritas, seharusnya Menteri ESDM haru memiliki jiwa Merah Putih. Karena di sektor itu menyangku banyak hal. Sebagai contoh Freeport yang masa kontraknya akan habis tahun 2021. Nah, kalau menterinya tidak memiliki rasa kebangsaan, Freeport dapat diperpanjang. Jelas ini mementingkan modal Asing," kata Fahmi Radhi, Sabtu (20/08/2016), di Jakarta.
Hal integritas menurutnya sangatlah diperlukan jika melihat kondisi di atas. "Karena harus memiliki jiwa kebangsaan agar kejayaan bangsa kembali," sambungnya.
Fahmi khawatir, dengan 20 hari atau sebelum menjabat sebagai menteri ESDM, Archandra sebegitu getolnya dipuja-puja. Padahal menurutnya, orang yang telah cukup lama tinggal di AS itu tidak demikian hebatnya.
"Di awal ditonjolkan ia orang hebat. Kiita lihat rekam jejaknya tidak hebat-hebat banget. Yang saya khawatirkan, ada pihak-pihak punya kepentingan tertentu atau kospirasi. Saya khawatir, jika dia orang baik masuk konspirasi, akan ada kepentingan hal strategis. Misalnya kepentingaan Freeport, dia ngotot ingin perpanjang.
Saya menduga pemerintah mencari Menteri ESDM yang ingin melancarkan itu untuk mencegah kebangkrutan Freeport. Dan seharusnya yang duduk di ESDM itu adalah orang-orang merdeka," tutupnya. (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!