BUMN Itu Bangun Infrastruktur, Bukan justru Bangun Hotel

JAKARTA (voa-islam.com)- Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) yang sejatinya membantu membangun infrastruktur ternyata di era Jokowi tidaklah demikian. Padahal dalam himbauannya Jokowi inginkan infrastruktur itu berjalan. Kenyataannya BUMN justru sibuk membangun dengan memperbanyak hotel-hotel. "Jokowi inginkan infrasturktur. Tapi BUMN seperti Karya justru paling banyak membangun bangunan hotel. Seharusnya bukan membangun hotel yang dilakukan," sampai Faisal Basri, Senin (1/08/2016), di Jakarta.

Di lain sisi, pertumbuhan ekonomi juga melemah. Pelemahan ini menurutnya karena perbankan pun sedang rendah. "Hanya 30,6 persen. Sekarang harus konsolidasi ke perbankan," sambungnya.

Yang dimaksudnya olehnya adalah bagaimana pemerintah seharusnya mengerucutkan bank-bank di bawah negara. Sebut saja bank Mandiri dan BNI yang dijadikan satu. Hal ini pun dilakukan oleh pemerintah Singapura untuk keluar dari lemahnya pertumbuhan ekonomi.

"Dan contoh itu harusnya datang dari pemerintah. Pemerintah beri contoh. Misalkan BNI dan Mandiri dijadikan satu. Jika ini dilakukan, maka 90 persen saya optimis untuk pertumbuhan itu," sarannya.

Ia hadir sebagai salah satu pembicara. Ada tiga pembicara lainnya. Semua berasal dari Institute for Development of Ekonomic and Finance (INDEF). Tema yang diangkat adalah "Nasib Paket Ekonomi I Tangan Kabinet Baru". Hadir pula beberapa awak media. (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Di Amerika Latin Kartel di Luar Pemerintah, di Indonesia Kartel di Dalam Pemerintah
• Soal Informasi Aliran Dana Freddy Budiman, PAHAM: PPATK Bisa Melakukan Tracking
• Ekonom: Paket Ekonomi yang Diterbitkan Pemerintah Hasilnya Tidak Nyambung
• Daya Beli Rendah dan Perencanaan Tidak Matang sebabkan Fiskal Terjungkal
• Paska Krisis Moneter hingga Saat Ini Sektor Industri Tidak Mengalami Hal Positif
• DPD PDIP: Nama Ahok Tidak Masuk dalam Usulan Enam Cagub ke DPP PDIP
• Hizbut Tahrir Indonesia Sayangkan Perseteruan Erdogan-Gulen
• Pakar Ekonomi Ini Sebut Indonesia Masuk ke Dalam Perbudakan Modern