Senin, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Juni 2016 17:59 wib
10.814 views
Bila Tito Terpilih, Bisakah Gejolak Ini Dihindarkan dari Tubuh Polri?
JAKARTA (voa-islam.com)- Anggota DPD RI mempertanyakan penunjukkan Tito Karnavian sebagai calon tunggal sebagai Kapolri. Pasalnya, selain melewati beberapa angkatan di atasnya, penunjukkan ini juga dinilai berisiko.
"Apakah ini sinyal revolusi mental yang disinyalkan Presiden Jokowi di tubuh Polri? Maka ini terobosan yang luar biasa dan tentu berisiko," kata Gede Pasek Suardika, melalui akun Twitter pribadi miliknya.
Sebagai mantan Ketua Komisi III, Pasek mengaku takjub dengan Tito. Bahkan saat itu dirinya menyatakan bahwa kualitan mantan Kapolda Papuan tersebut di atas rata-rata.
"Bahkan ketika menjadi Kapolda Papua, saat kami kunker kesana sudah melihat cara kerjanya sangat profesional, cerdas dan wawasannya luas. Bahkan teman2 di Komisi III juga banyak sudah memprediksi Tito pasti jadi Kapolri. Dia terus terdepan dalam kenaikkan pangkatnya di angkatannya."
Bahkan ketika Tito sudah bintang dua, seangkatannya masih di posisi Kombes. "Maklum dua kali naik pangkat luar biasa karena prestasinya.
Di lain sisi, sebelumnya isu perpanjangan masa jabatan Kapolri yang mengemuka. Dugaan Pasek terkait kompetisi lama kubu BG cs denggan jaringan KPK lama di Istana.
"Maklum, kalau BH diganti maka urutan kepangkatan akan sangat kuat kembali ke BG dan itu akan kontroversi lagi. Begitu juga kalau Buwas. Maklum BG adalah pemikir di Tubuh Polri yang handal dan didukung PDIP. Buwas, polisi hebat yang trengginas membuat kecut banyak pejabat."
Kalau menoleh ke Putut BS, maka sangat kental dengan SBY, serta kalau Syafrudin dekat dengan JK. Sementara, lanjutnya, Suhardi Alius masih rawan konflik internal. Di sisi lain, kultur di TNI dan Polri, diakui atau tidak solidaritas angkatan itu ada. Tentu Tito juga memerlukan kenyamanan dlm hal ini. Sehingga tantangan Tito bukanlah soal kemampuannya memimpin Polri keluar. Kecerdasan, jaringan dan pengalaman sangat kuat. Bukan hal itu.
"Kendala Tito akan ada di internal Polri. Ratusan bintang yang lebih senior darinya harus diatur lalu lintas posisi agar tidak macet. Di sisi lain, Tito, seperti tradisi selama ini, harus memperkuat barisannya di tubuh Polri dengan solidaritas angkatan. Disitulah posisi api dalam sekamnya. Polri akan terlihat tenang tetapi rawan meledak kekecewaan bila lalu lintasnya macet."
Tito juga disebut Pasek punya pengaruh ewuh pakewuh di KPK, karena perannya sangat besar melatih teknik penyadapan KPK yang kini jadi andalan KPK. "Selamat utk Bp Tito, polisi cerdas atas jabatannya mjdi Kapolri.Tentu jangan juga polisi sekelas Buwas, BG & lainnya harus masuk kotak lebih awal.
Kalau itu terjadi maka angkatan 83-86 akan bisa bergejolak dan itu berisiko bagi soliditas Polri. Saya yakin hal ini pasti dipikirkan." (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!