Rabu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 15 Juni 2016 07:45 wib
7.133 views
Sri Bintang Pamungkas: Gerakan Mafia-mafia Cina Harus Bisa Dihentikan
JAKARTA (voa-islam.com)- Siapa yang tidak kenal dengan aktivis Sri Bintang Pamungkas. Di usia senjanya, ia tetap tegar menyuarakan apa yang menurutnya benar. Semua hanya untuk negara.
Orang yang pernah dipenjara di rezim Soeharto ini pun meluapkan kritiknya atas pemerintahan Jokowi-JK, yang dinilai telah banyak ciptakan propaganda.
Berikut ulasan dari sang aktivis senja, yang diterima voa-islam.com, pada tanggal 11 Juni 2016:
"Sampai Februari lalu APBN masihh defisit hingga Rp. 270 trilun, sekalipun banyak yang menduga 300 triliun.
Sampai Mei ini malah bertambah dengan RP. 50 triliun lagi, angka ini pun klihatannya bohong. Kalau tahun lalu defisit mancapai 500 triliun, maka untuk 2016 ini bisa lebih besar lagi.
Sejak 'Petruk-Oey' secara tak disangka menjadi orang pertama RI lewat liku-liku yang mengejutkan, tapi tidak bisa dicegah. Tapi orang mulai sadar bahwa langkah-langkah yang ditempuh si 'Oey' adalah hasil rekayasa dan dukungan para mafia Cina.
Mafia-mafia Cina dan 'Petruk-Oey' sendiri pun ternyata diam-diam sudah membangun hubungan dengan RRC dan AS: adalah lewat program Poros Maritim dan isu Melanesia. Karena itu orang pun yakin 'Petruk-Oey' berdiri di atas tiga kaki: agen Ganda 3 yang memanfaatkan tapi mau mengorbankan RI, mempermainkan AS, dan demi RRC Raya!
Defisit APBN itu adalah bagian dari program. Pajak sengaja tidak dibayarkan para mafia Cina, karena digunakan sendiri untuk membangun proyek-proyek imperium Cina di Indonesia! Mafia Cina WNI dan Cina RRC adalah dua sisi dari mata uang yang sama! Proyek-proyek pembangunan itu adalh untuk menyongsong RRC Raya!
Sedangkan di Vietnam Cina-cina diusir; di Laos menuai hasil; di Kamboja dan Thailand terbentur orang-orang militer; Singapura bisa bekerjasama; di Filipina dan Malaysia banyak penentang. Di Indonesia bisa dijajah dengan model 200 tahun VOC (1602-1799). Bertahun-tahun sejak orang-orang Belanda masuk pada awal abad ke-16, orang-orang Cina Tartar sudah mulai mengintip. Hal yang sama juga dlakukan terhadap seluruh negara ASEAN.
Di NKRI mafia-mafia Cina sudah menguasai ekonomi: Industri, Perdagangan dan Keuangan; sekarang politik. Mengingat kejayaan Nusantara, gerakan mafia-mafia Cina ini seharusnya bisa dihentikan. Segera saja." (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!