Bukan hanya Pengusaha Besar, UKM juga Harus Dilibatkan untuk Tax Amnesty

JAKARTA (voa-islam.com)- Yustinus Prastowo, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) mencium adanya ketidakadilan di dalam tax amnesty yang kini tengah berwacana di luar. Bahkan menurutnya, tax dapat menciderai keadilan cukup besar di tengah masyarakat Indonesia yang menikmati pertumbuhan ekonomi kurang 5 persen.

"Jika tidak diakhiri, maka ekonomi kita akan semakin mengkhawatirkan. Saat ini saja pertumbuhan ekonomi hanya mampu di bawah 5 persen saja. Jelas, ke depan tax amnesty kemungkinan akan mempunyai ketidakadilan yang cukup besar. Ada cidera di sana," sampainya, Kamis (9/06/2016), di salah satu resto kawasan Cikini, Jakarta.

Ia, yang juga berpengalaman sebagai auditor pajak dan analisis kebijakan publik ini mengatakan, UKM seharusnya dilibatkan pula. Agar keadilan tetap dijalankan.

"Lalu keadilan apa yang bida ditawarkan? Pengusaha besar saja jarang tersentuh oleh hukum jika bermasalah. UKM pun juga butuh tax amnesty," tambahnya.

Tax itu juga dapat dijadikan ajang tidak bertanggungjawab saat peraturannya tidak diperketat. Misalkan saja bila ada yang telah diampuni lalu ketika itu kebijakan ini telah tiada.

"Bahaya jika tax hanya untuk mengampuni lalu bubar," sambungnya singkat.

Yang juga tidak kalah penting menurutnya yaitu tarif dari tax yang akan diterapkan kepada para anggotanya. Karena tarif menurutnya akan menentukan adil atau tidaknya pemerintah terhadap sesama penikmat tax amnesty. (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Tax Amnesty Itu Tidak Jelas Tujuan dan Arahnya
• Peraturan Pajak Ada karena Amandemen UUD, juga Tax Amnesty?
• Bagaimana Bicarakan Pembangunan jika Pemerintah Acapkali Plin Plan?
• Tax Amnesty Diduga Hanya akan Hasilkan Ketidakadilan
• Pengikut Marhaen Ternyata Hanya Bisa Menjadi Penonton Keganasan Kapitalis
• Digertak Pendukung! Media Besar Indonesia Berhenti Usut Dugaan Korupsi Ahok
• Indonesia, Negara Besar yang Bertahan Dijajah Kapitalisme Global
• Dulu Bangsa Indonesia Miliki Karakter Kuat Hadapi Asing, Kini Sebaliknya: Kerdil