Tax Amnesty Diduga Hanya akan Hasilkan Ketidakadilan

JAKARTA (voa-islam.com)- Pengamat perpajakan dari Danny Darussalam, Bawono Kristiaji menyebut tax Amnesty (pengampunan pajak) kontroversial disebabkan karena masih dilemanya keadilan yang akan diterima. Misalkan saja dipertanyakannya tax tersebut hanya didapat oleh golongan-golongan tertentu.

Selain itu, menurutnya yang sekiranya lebih sensitif ialah saat apakah penerima tax tersebut mampu patuh atau tidak. Sebab, antara keduanya itu, yang patuh terhadap pajaklah menurutnya yang akan menanggung beban cukup kuat.

"Makanya kita kawal tax amnesty ini mestilah benar. Harus pula adil. Dan ini ada yang adil untuk patuh, ada pula yang tidak patuh. Ialah dimaksud di Indonesia yang patuh bayar pajak saja hanya beberapa dan dapat kita lihat. Makanya, yang patuh itu sebetulnya yang akan menanggung beban berat jika tax amnesty ini dijalankan," ucapnya, dalam acara diskusi dengan tema 'Menakar Implementasi Tax Amnesty di Indonesia', kemarin, di wilayah Cikini, Jakarta.

Sebab baginya, apa yang namanya tax amnesty itu ialah harus mampu menjadi sukarelawan bagi negara.

Wacana tax amnesty hingga saat ini masih dalam perbincangan. Disebut mampu mengatasi dan dapat membantu pembangunan lewat 'pengampunan' tersebut, tax amnensty juga dilihat tidak sepadan dengan apa yang akan dihasilkan ke depannya. (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Pengikut Marhaen Ternyata Hanya Bisa Menjadi Penonton Keganasan Kapitalis
• Digertak Pendukung! Media Besar Indonesia Berhenti Usut Dugaan Korupsi Ahok
• Indonesia, Negara Besar yang Bertahan Dijajah Kapitalisme Global
• Dulu Bangsa Indonesia Miliki Karakter Kuat Hadapi Asing, Kini Sebaliknya: Kerdil
• Jiwa Bangsa Indonesia sedang Rapuh di Tengah Kebesarannya sebagai Negara
• Para Petinggi Gafatar Ditahan Polri, Eks Anggota Gafatar Ini Protes
• Diskriminasi: Muslim Indonesia Ajak Dunia Protes Pemerintah Cina
• Mafia Penyewaan Barang Milik Negara Gentayangan di Rezim Jokowi-JK