Senin, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 18 April 2016 11:31 wib
7.521 views
Pemerintahan Saat Ini Hanya Bisa Diselamatkan dengan Memanggil Ahli Psikiater, Bukan yang Lain
JAKARTA (voa-islam.com)- Seorang pengamat menyatakan bahwa untuk menghadapi situasi seperti saat ini, di mana Indonesia dipimpin oleh Joko Widodo selaku Presiden harus dengan mengecualikan memanggil para ahli ataupun pakar di setiap bidang di dalam roda pemerintahannya. Adalah Ki John Mempi yang menyatakan bahwa saat ini Indonesia hanya membutuhkan seorang “ahli medis” untuk menyembuhkan seorang Presiden yang bernama Jokowi.
“Untuk menghadapi Pemimpin yang diktator dan otoriter, kita butuh ahli strategi, ahli militer, ahli ekonomi, ahli politik dan ahli-ahli lainnya. Tapi untuk menghadapi para pemimpin ‘gila’, kita hanya butuh psikolog atau psikiater,” demikian siaran pers yang didapat voa-islam.com melalui Salamuddin Daeng.
Dalam siaran pers yang diberikan melalui pesan singkat ini, John juga menyebutkan bahwa politikus, aktivis, militer dan intelijen pun dianggap tidak bisa menebak langkah politik Jokowi.
Karena Jokowi pun tidak bisa membaca langkahnya sendiri. Hal ini telah dibuktikan dengan statement, ‘I Dont Read What I Sign’.”
Atas dalih itu, para [akar ataupun hukum sekarang hanya mampu menyerahkan kepada Sang Penguasa Langit dan Bumi. “Akibat tidak sanggup menghadapi situasi ‘Gila’, banyak kalangan kehilangan keyakinannya dengan berkata ‘Semua Ada Yang Mengatur’, ‘Gusti Allah Ora Sare’, Alam Yang Akan Mengubah Keadaan.”
Hal ini ia nytakan karena semua aktivis, tokoh masyarakat, tokoh agama, mahasiswa, politisi, militer dan lain-lan. Kebingungan menghadapi Jokowi. Karena terbiasa menghadapi pemimpin yang diktator dan otoriter seperti Soekarno dan Soeharto. Tapi tidak terbiasa bahkan bingung menghadapi sistem dan para pemimpin ‘Gila'.
“Umumnya jika menghadapi ‘Orang Gila’ kita selalu menghindar.” (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
- Tabligh Akbar Dilempar Bom Molotov, Djan Faridz Minta Polisi untuk Mengusutnya
- Komunis di Indonesia Hanya Akan (kembali) Membuat Perpecahan Bangsa dan Negara
- Berbau Komunis, Front Pancasila Tolak Simposium di Jakarta
- Selain Nyaris Tanpa Prestasi, Nama DKI pun Buruk Selama Dipimpin Ahok
- Kota Bekasi Disebut Kota Intoleran, Ini Tanggapan Wali Kota
- Yusril: Perda Itu Harus Manusiawi, Bermanfaat, dan Mendidik Masyarakat
- Bukan Milik Pemprov, DPRD, atau Bos Properti, DPD: Warga Harus Bersatu Tolak Reklamasi
- Gusur Rakyat Miskin, Sri Bintang Pamungkas: Ahok Tidak Beradab Seperti Penjajah Fasis