Ahad, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 11 Oktober 2015 17:34 wib
6.930 views
Sekjen Riseap M Siddik: PKI Bertaqiyah
JAKARTA (voa-islam.com) - Tak dipungkiri, ada tokoh agama pada masa lalu yang juga terlibat PKI. Pembina Dewan Dakwah Mohammad Siddik mengungkapkan, suatu ketika di Kota Madinah ia pernah berjumpa dengan seorang ulama yang selamat dari peristiwa PKI dan eksesnya.
Kepada Karim, nama ulama itu, Siddik bertanya mengapa ia sampai pernah ikut kongres PKI segala.
‘’Karena PKI bilang mereka tidak anti-agama. Tapi rupanya PKI ber-taqiyah (taktik pura-pura khas Syiah -Red),’’ ungkap Karim sebagaimana ditirukan Siddik.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Presiden Council for South-East Asia Pacific (Riseap) Mohammad Siddik di mimbar Ziarah dan Doa yang digelar Forum Umat Islam Bersatu di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (1/10) sore.
Acara yang bertujuan memelihara ingatan dan peringatan akan kekejaman dan kebangkitan PKI tersebut, juga menghadirkan pembicara KH Abdul Rasyid AS, KH Cholil Ridwan, Ustadzah Nurdiati Akma, Afian Tanjung, dan lain-lain.
Yusril Ihza Mahendra, dalam wawancara dengan Tajuk (9/2/2000), menuturkan, setelah di Fakultas Sastra UI menyimak karya-karya Marx, Engels, Lenin, Stalin, Tito, Mao, Tan Malaka, dan Aidit serta tulisan golongan kiri di Tanah Air sejak pra-kemerdekaan seperti Ir Baars, ia berkesimpulan bahwa sebagai ideologi, komunisme tidak akan pernah mati.
‘’Dalam perkembangannya, adakalanya komunisme berubah bentuk menjadi pseudo-religion, walaupada dasarnya filsafat Marx digolongkan sebagai atheism filosofis. Sebagai pseudo-religion komunisme dapat menumbuhkan semangat fanatisme,’’ terang Yusril.
Sebagai ‘’agama palsu’’, komunisme dapat menjebak orang Islam. Ia mencontohkan, ada sejumlah aktivis pergerakan Islam yang kepincut slogan PKI lalu menjadi kader PKI. Beberapa tokoh Sosialis Kiri Belanda seperti Snievliet dan Ir Baars, giat menggarap kelompok pemuda radikal di Semarang yang aktif dalam Sarekat Islam. Akhirnya, pemuda-pemuda seperti Semaun dan Darsono menjadi tokoh-tokoh komunis sungguhan. Tokoh-tokoh Sarekat Islam yang lain tetap menjadi penganut Islam-Marxis seperti Kyai Misbach dan KH Ahmad Dasuki Siradj di Solo serta Haji Datuk Batuah di Minangkabau yang terlibat dalam Peristiwa Silungkang tahun 1927.
Amien Rais, dalam bukunya 'Cakrawala Islam', setelah menelanjangi ide-ide marxisme-komunisme, berkesimpulan, dari A sampai Z komunisme tidak akan pernah bertemu dengan Islam
Ny Wibisono, eks aktivis Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) – organisasi wanita mantel PKI, juga masih menolak anggapan PKI anti-agama. Hal ini dia ungkapkan dalam diskusi bertajuk ‘’Apakah Komunis Anti Tuhan?’’ yang disiarkan secara live oleh Cakra Semarang TV, Senin (22/9/2014).
Padahal, ideologi yang dianut PKI, sudah lama dikenai fatwa haram oleh para ulama Nusantara.
Tahun 1957, sekitar 300 alim ulama Indonesia dalam muktamarnya di Palembang, memutuskan, ideologi komunis-marxis kufur hukumnya. Dus, haram bagi umat Islam untuk menganutnya. Karena itu, orang Islam yang menganut ideologi komunis-marxis dengan keyakinan dan kesadaran (i'tiqad) dinyatakan kafir. Dia tidak sah menikahi dan menikahkan orang Islam lain, serta jenazahnya haram disalati, dikafani, dan dimakamkan secara Islam.
Sebelumnya, pada 27 Desember 1954, Masyumi dalam Muktamar VII di Surabaya telah mengharamkan komunisme-marxisme.
Keputusan ini diambil setelah mengkaji falsafah komunisme tentang agama, wanita, keluarga, pemilikan, dan ajaran politiknya.
Masyumi juga menilai Muslim yang meyakini komunisme secara sadar dan sengaja, sebagai orang murtad. Namun, partai Islam ini tak merinci konsekuensi darinya.
Amien Rais, dalam bukunya ‘’Cakrawala Islam’’, setelah menelanjangi ide-ide marxisme-komunisme, berkesimpulan, dari A sampai Z komunisme tidak akan pernah bertemu dengan Islam.
“Di belahan bumi manapun, yang namanya komunis tak mungkin sejalan dengan demokrasi. Mereka justru akan mengubur demokratisasi dengan mengatasnamakan demokrasi,” tandas Amien Rais. [zuhdi/nurbowo/voa-islam.com]
Editor: syahid
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!