MPR RI: Mahasiswa, Peran Penting dalam Perjalanan Bangsa

JAKARTA (voa-islam.com)- Dalam siaran pers MPR RI kemarin, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta  Oesman mengingatkan umat Islam harus menjaga ukhuwah kepada siapapun tanpa terkecuali. Termasuk untuk bangsa dan Negara.

"Menjaga ukhuwah kepada sesama muslim, sesama bangsa dan sesama manusia," demikian yang dikutip Antara. Osman menyatakan hal ini di hadapan 6.000 mahasiswa baru di universitas Islam Negeri Sunan Gunung, Bandung.

Ia berharap kepada mahasiswa baru agar mampu menjadi penyambung untuk menciptakan tokoh-tokoh yang dibanggakan bangsa dan Negara.

"Kalian yang akan memegang tongkat estafet pembangunan di negara muslim terbesar di dunia," ujarnya.

Selain itu, Oesman meyakini bahwa UIN Sunan Gunung Djati mampu menciptakan intelektual yang agamis dan nasionalis. Ia juga mengingatkan bahwa saat ini banyak intelektual yang lupa komitmen kepada bangsa dan negara.

Oesman mendorong agar mahasiswa selalu berpikir kreatif, suka berdiskusi dan mengkritisi keadaan yang perlu dikritisi.

"Di situlah spontanitas mahasiswa,” tegasnya.

Mahasiswa pun disebut olehnya memunyai peran yang penting dalam perjalanan sejarah bangsa. Peran mahasiswa dan generasi muda terlihat pada tahun 1908, 1928, 1945, 1966, 1974, dan 1998.

"Mahasiswa terdepan dalam perubahan politik negara. Mahasiswa sebagai aktor perubahan," ucapnya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)

Editor: RF

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Untuk Melacak, Anjing dari Luar Negeri pun Didatangkan oleh Pemerintah
• Direktur GI: Korsel-Korut Jadi Kambing Hitam, Bukti Jokowi Kehilangan Akal Sehat
• Ekonom Senior: Dimana Suara Partai yang Sering Mendengungkan Keadilan Sosial?
• Ahok Bongkar Sendiri Niatnya Menggusur Warga di Kampung Pulo
• Rupiah Menyentuh Rp. 14.100/1USD, Presiden dan Menteri Hanya Memberi JJP Rakyat
• Jokowi Membonsai Wapres Jusuf Kalla dengan Kepala Staf Kepresidenan
• Jokowi Obral Jabatan Duta Besar kepada Para Pendukungnya
• PBNU: ISIS dan Al-Qaida Bukan Bagian dari Islam karena Tidak Hargai Perbedaan