Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
16.512 views

Guru Besar UI: Banyak Kalangan Akademisi yang Jumud dan Fanatik dengan Mazhab Keilmuwannya

DEPOK (voa-islam.com) - Guru besar ilmu komunikasi dan FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Universitas Indonesia (UI), Prof. Ibnu Hamad menyatakan kritiknya terhadap sekularisasi ilmu serta kalangan yang gemar mensakralkan teori-teori keilmuan.

“Buah dari sekularisasi ilmu, banyak yang mensakralkan ilmu pengetahuan, seperti ‘makhluk suci’ yang tidak pernah salah,” ujarnya, dalam kajian filsafat Islam, oleh lembaga pemikiran dan filsafat Islam, DISC UI, Selasa (23/6) pekan lalu, di Masjid Ukhuwah Islamiyah, UI, Depok.

Guru besar FISIP UI tersebut juga menyatakan, selain buah dari sekularisasi ilmu, hal itu juga akibat dari doktrin obyektivitas ilmu pengetahuan.

“Saking bangga dengan teori dari gurunya atau mazhabnya, bahkan ada yang sampai membenci kitab suci agamanya, mungkin karena merasa ilmu pengetahuannya sudah banyak dan fanatis pada mazhab keilmuwan (sekular), mengakibatkan di antara mereka enggan terhadap Al-Quran dan Sunnah,” terang dosen yang pernah menjadi jubir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut.

Ilmu itu teori, teori itu disusun manusia yang ada kemauan dan kepentingannya. Teori adalah buah ramuan dari mazhab-mazhab (keilmuwan), data dan bahasa.

“Jangan salah, kaum fanatik dan jumud bukan hanya kalangan agama, tapi banyak akademisi dari dosen maupun mahasiswa yang fanatik dengan mazhab keilmuwannya, dia alumni Amerika, maka akan fanatik dengan mazhab-mazhab keilmuwan di Amerika, misalnya mazhab Chicago, atau di ilmu-ilmu sosial ada mazhab dari Eropa, mazhab Frankfurt misalnya,” jelasnya, pada puluhan hadirin yang mengikuti sajian filsafat Islam di Masjid yang menjadi simbol aktivitas keislaman UI tersebut.

...sebagai sarjana yang beragama, sudah sepatutnya mengakui bahwa kebenaran yang paripurna hanyalah datang dari petunjuk Allah SWT, bukan dari theorizing semata

Sebagai contoh Ibnu Hamad menguraikan mazhab Konstruktivisme yang berasas akan keyakinan dari diri sendiri. Akademisi mazhab Kostruktivisme misal akan berujar “akhirat tidak ada karena aku mengatakannya (meyakininya) tidak ada.”

Sedangkan mazhab Konstruktivisme sosial, meyakini dari pandangan sosial secara kolektif, mereka akan berujar, “akhirat tidak ada karena orang-orang mengatakannya (meyakini) tidak ada.” Maka para akademisi pun tidak luput dari kejumudan, fanatisme dan tidak kekritisan, ini juga menjadi hal yang sangat disayangkan oleh Ibnu Hamad.

“Ilmu atau teori adalah abstraksi dari realitas. Cara yang memikirkannya atau rasionalisme, dengan cara empiris dan dengan cara melihat orang lain memahaminya atau sosial konstruktivisme. Itu semua tergantung orangnya, yang rentan kekeliruan. Sebagai masyarakat ilmiah yang sehari-hari bergelut dan bergulat dengan teori, layaklah jika civitas akademika mengambil banyak hikmah ada apa di balik teori termasuk mengujinya dari perspektif keimanan,” terang Ibnu Hamad.

Pada kesimpulannya, Ibnu Hamad menyatakan bahwa kesadaran akan teori itu tak dapat sepenuhnya mengungkap fakta-fakta, bahkan teori hanya ada di belakang fakta, pastilah teori-teori ilmu terbatas kebenarannya. Hanya Allah yang tak terbatas pengetahuan-Nya atas keseluruhan fakta, Ia tahu yang nampak dan tersembunyi, seraya mengutip QS Al-An’am:59.

Selain itu sebagaimana yang diungkapkannya, bersikap seperti ini juga guna mengendalikan akademisi agar tidak sombong akan pengetahuannya yang hanya sedikit itu. Selain sedikit, pengetahuannya pun rentang akan kekeliruan.

“Menyadari bahwa teori itu bukan saja tidak lengkap faktanya, melainkan juga redaksi kalimatnya sangat rentan dari berbagai kelemahan, kesadaran akan hal itu menambah keimanan terhadap firman-firman Allah SWT. Tak perlu fanatik pada teori-teori pengetahuan, baik mazhab Chicago, mazhab Frankfurt, dan lain-lain. Akademisi harus sadar, kenapa kita ikut-ikutan dengan teori itu? Taklid pada sebuah teori dan pada sebuah pemikiran?”, ujarnya.

Ia juga menyerukan para akademisi, sebagai sarjana yang beragama, sudah sepatutnya mengakui bahwa kebenaran yang paripurna hanyalah datang dari petunjuk Allah SWT, bukan dari theorizing semata, seraya mengutip QS Ali Imran: 101. [syahid/ilham/sharia/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X